"Woo"
Merasa dirinya ada yang memanggil ia pun menoleh.
"Eh, ada apaan?" Tanyanya.
"Mau makan siang bareng? Gue ada uang lebih nih."
"Boleh" ia mengangguk tanda setuju.
"Yok"
Akhirnya mereka berdua berjalan bersama menuju restoran, sesekali diselingi oleh candaan.
"Wahh beneran nih mau makan disini? Tumben?"
Ucapnya tidak percaya."Sesekali gak papa lah, toh gue juga gak miskin miskin amat" belanya.
"Pede lo"
"Hahahaha, yaudah ayuk masuk"
"Ayo deh"
Mereka menduduki salah satu kursi yang ada disana, lalu mulai melihat-lihat menu.
"Mbak," orang itu melambaikan tangannya.
"Iya mau pesan apa mas?" Tanya pelayan tersebut dengan ramah.
"Saya mau yang ini deh mbak satu, sama ini juga" ucapnya sambil menunjuk buku menu.
"Kalau masnya?" Pelayan itu beralih pada seorang pria yang ada disebelahnya.
"Samain aja mbak"
"Baik, mohon ditunggu ya"
Mereka berdua membalasnya dengan mengangguk.
"Lo udah mulai deket ya sama mereka.?" Tanyanya.
Dia mengangguk "Mereka asik, jadi gue ga canggung sama sekali. Beda kalo sama lo"
"Ini lo beneran mau nraktir gue disini?" Tanyanya masih tidak percaya.
"Lo gak percaya banget sih sama gue, emang gue semiskin itu?"
"Nggak sih, gue cuma takut lo ngelakuin hal kayak gitu lagi. Mereka semua udah lo bebasin kan?" Tanyanya Khawatir.
Orang itu menghela nafas.
"Gue-"
"Misi mas," kalimatnya terpotong oleh ucapan pelayan yang mengantarkan maknanya.
"Makasih mbak" ujarnya sambil tersenyum ramah.
"Yaudah ayo makan dulu"
"Gue bakal jadi kakak yang baik, gue janji. Meski kita berdua bukan saudara kandung, gue udah anggep lo kayak saudara kandung gue sendiri,
Park Jeongwoo"
KAMU SEDANG MEMBACA
? | Treasure ✔
Mystery / Thriller❝ nyawa harus dibalas nyawa, kan? ❞ Ada pengubahan judul cerita Harted-> ?