Hari Keduapuluh Satu : Chae, apa maksudnya serigala?!

405 32 8
                                    

Nyeri hebat mendera kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyeri hebat mendera kepalanya. Dahinya berkerut merasakan setiap tusukan. Bibir kecilnya bergerak sebelum kembali menutup karena sakit di ujung bibir. Perlahan, kelopak matanya terbuka. Memperlihatkan langit-langit kamar berwarna putih.

Eunwoo menyesuaikan cahaya dari lampu yang tepat berada di atasnya. Ia meringis. Bahkan untuk sekadar memalingkan wajah saja begitu sulit. Tak ada pilihan lain, Eunwoo memejamkan matanya lagi.

Tangan Eunwoo terangkat. Mencari gelas berisi air yang bisa meredakan dahaganya. Namun, tangannya kaku ketika terangkat, ia malah menyentuh sesuatu yang-entahlah benda apa ini. Seperti kepala orang.

Apa ada seseorang di sampingnya?

Lewat ujung matanya, Eunwoo melirik. Rambut hitam legam sebahu. Kepala yang sangat kecil. Bertumpu dengan kedua lengan yang menahannya sebagai bantal tidur.

Senyum kecil tersungging di bibirnya. Itu terlihat seperti Eunha. Tapi, tidak mungkin, kan? Meski samar, Eunwoo masih ingat apa yang dia lakukan terhadap Jungkook. Perbuatannya tak bisa dimaafkan. Dan jika Eunha mengetahui itu, yang ada perempuan itu hanya kecewa padanya.

Ini pasti mimpi.

Eunwoo meletakkan tangannya di atas kepala Eunha. Sementara ia kembali terpejam, jari-jari panjangnya mengusap lembut rambut Eunha. Rambut Eunha sangat halus. Wangi juga. Ia bisa mencium aroma stroberi kesukaan perempuan itu.

Padahal Eunwoo sering melakukan ini. Tapi, kali ini rasanya berbeda. Biasanya Eunwoo mengusap rambut Eunha dengan cepat. Eunwoo takut Eunha risih padanya. Eunha tidak begitu menyukai sentuhan. Walaupun ini hal lumrah yang biasa dilakukan cowok ke cewek, siapa yang tahu Eunha malah akan membencinya.

Karena ini hanya mimpi, Eunwoo bisa lebih bebas mengusap rambut pendek itu.

Sampai setelahnya, kepala Eunha terangkat.

Dan tangan Eunwoo diam membeku.

Ini mimpi, kan? Tidak masalah Eunha terbangun. Eunha terbangun pun, dia akan melupakan semuanya. Tapi, bagaimana jika ini bukan mimpi?

Tiba-tiba, mata Eunwoo menjeblak terbuka. Seketika nyeri hebat itu kembali datang. Ia melenguh pelan. "Sssshhh . . ." Rasanya seperti dahinya telah menabrak dinding. Dan benjolan muncul di pelipisnya.

"Enu? Kenapa? Ada yang sakit? Di mana yang sakit?"

Suara yang terdengar gelisah itu timbul tenggelam.

"Enu? Enu mau minum?" Terasa sesuatu menyentuh bibirnya. Eunwoo mengerjap. Itu sedotan putih yang terhubung ke gelas kaca miliknya. "Minum dulu. Kamu dehidrasi nanti kalau nggak minum."

Pelan-pelan, Eunwoo membuka bibirnya. Ketika air masuk ke dalam mulutnya, ia menghela napas. Eunwoo merasa lega, tenggorokannya yang kering sangat tidak nyaman.

Setelah itu, keduanya terdiam. Eunwoo yang memilih menatap langit-langit kamarnya. Eunha yang sibuk memilin jari-jarinya. Tidak ada di antara kedua orang itu yang mau membuka percakapan terlebih dahulu.

L O C K S R A M A | 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang