Hari Ketujuh : Mina, kenapa kamu mikirin itu terus?

787 74 0
                                    

Pagi yang cerah tiba. Matahari menggantikan bulan untuk kemudian duduk di peraduan. Tirai-tirai mulai tersibak. Menampakkan terangnya sinar matahari. Di sudut suatu ruangan, seorang laki-laki tampak pulas tertidur.

Ia tertidur dengan posisi duduk. Kepalanya beralaskan selimut. Pertama, ia masih tidur lelap. Sampai kemudian, silaunya kilatan blitz mengganggunya.

Laki-laki itu terbangun. Ia mengucek mata sebelum sadar para Human mengelilinginya dengan masing-masing kamera di ponsel mereka.

Mereka memotret dirinya yang baru bangun dengan wajah kusam.

Sialan!

Mingyu menggeram, membuat yang lain tertawa lebih lebar.

"Nyenyak, Gyu? Enak banget ya tidur kek artis. Bangun bangun banyak kamera." Jungkook tertawa mengejek.

Masih pagi ini. Udah ditindas aja. Nasib orang ganteng sih, banyak hatersnya—kata Mingyu dalam hati.

Bambam mendekat ke arahnya. Tiba-tiba sebuah handuk dilempar ke Mingyu. "Gyu, mending tutupin muka lo."

"Kenapa?"

"Muka lo jelek."

"Si anjing."

Padahal gue tuh tadi mikir, "Tumben Bambam perhatian, nggak pengin muka gue jadi aib." Bisa-bisanya gue mikir positif ke Bambam.

Dengan wajah kusut akhirnya Mingyu pergi ke kamar. Saat melewati cermin, ia berhenti. Kemudian memegang wajahnya. "Perasaan muka gue ganteng. Kenapa mereka bilang gue jelek, ya?"

Kadang, saudara-saudara, orang bernama Mingyu memang senarsis itu, saudara-saudara. Belum tahu aja dia rasanya kena tampol heels di muka.

Di sisi lain ruangan, seorang gadis berambut sebahu masih enggan keluar kamar. Ia merasakan wajahnya panas dan memerah. Masih teringat jelas ketika ia terbangun dari tidur tadi.

Kenapa aku bisa tidur sama dia?

Mina, perempuan itu menggigit jarinya sambil menggeram bingung.

Suara pintu kamar mandi yang terbuka, menampakkan Jihyo yang sudah rapi dengan kaos putih lengan pendek dan celana panjang selutut. Ia menatap Mina yang melamun di dekat jendela.

"Lo nggak turun, Min? Sarapan, yuk, bareng yang lain."

Mina tersentak. Ia menatap Jihyo yang balas menatapnya heran. "Kamu duluan aja. Aku mau beres-beres dulu."

"Oh. Ya udah deh. Gue ambilin sarapan buat lo. Langsung ke bawah ya tapi."

Jihyo tidak menunggu jawaban dari Mina. Ia lekas menjemur handuk lalu keluar menuju dapur untuk bereksperimen.

Mina masih menatap keluar jendela. Ia melihat halaman belakang—tempat kolam renang berada dan ruang santai penghuni Asrama Merkurius. "Seandainya waktu bisa diulang, mungkin aku lebih milih berenang daripada tidur sama dia."

• • •

Kemarin malam pukul 11.00.

L O C K S R A M A | 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang