Hari Ke-Nol: Tahun Baru di Merkurius!

486 40 8
                                    

Happy New Year! 🎉

Today Playlist Gfriend – Wheel of The Year

• • •

31 Desember sebelum pandemi.

Mingyu berdiri menghadap cahaya matahari. Satu tangannya menutup bagian atas mata. Menghalau sinar yang terarah ke wajahnya. Berdiri lama di sana memandang awan yang bergerak dari barat ke timur, Mingyu memutuskan masuk ke dalam mobil milik Budhe.

Sebenarnya nggak bisa dibilang mobil sih. Karena itu mobil pick up yang dipakai Budhe buat mengangkut paket-paketannya.

"Ji, gue titip es krim se-box!"

"Gue mau Oat. Yang versi sebungkus besar. Jangan yang rentengan."

"Sama masker! Roje syantik titip masker, Nyonya Jihyo."

Jihyo berjalan keluar pintu asrama tanpa mengatakan apapun lagi. Menatap lurus ke depan seolah titipan-titipan tadi cuma lewat. Dari dalam pick up, Mingyu bisa melihat raut lelah Jihyo. Ketimbang lelah, Mingyu bisa menyebutnya apa, ya? Sengsara? Tersiksa?

Mingyu meringis.

"Kita pergi seasrama aja nggak sih. Gue males deh kalo jadi jastip. Mending lah dapet bayaran seribu dua ribu. Ongkos jalan kagak. Ongkos capek iya," gerutu Jihyo sambil mendudukkan dirinya di samping Mingyu. Pipi chubby nya membulat sempurna saat Jihyo mengerucutkan bibir.

"Ya gimana ya, Ji. Masa yang lain mau ditaroh di bak belakang."

"Kan kita bisa nyewa gocar, Ming. Lagian kenapa sih pinjam mobil bak Budhe segala."

Mingyu nyengir. "Gratis."

"Gratis, gratis. Yang kocar-kacir juga tetep gue."

"Iya, udah. Besok-besok kalau mau pergi kita pinjem metromini. Biar muat ngangkut 16 orang sekalian," desah Mingyu. Menghadapi Jihyo yang kesal ternyata susah. Ia penasaran bagaimana Mina bisa dengan mudah menaklukan Jihyo. "Eunwoo mana? Katanya mau ikut?"

Jihyo menggeleng. "Nggak jadi. Eunwoo cuma ngasih list bon yang perlu dibeli buat bakar-bakaran aja. Uangnya juga pas segitu."

Jadi, anak Merkurius mau mengadakan acara bakar-bakaran hari ini. Berhubung malam ini menjelang Tahun Baru dan mereka belum bisa pulang ke kampung halaman mereka, Human mau merayakannya bersama-sama. Nanti ada pertunjukan kembang api. Ada nonton film bersama. Ada karaokean.

Ya, memang kedengaran menjeng sih. Biasa juga langsung pada tutup kamar. Atau paling nggak kayak si Lisa pergi dugem. Tapi, nggak papa. Mingyu tidak keberatan untuk itu.

"Kenapa? Kok mendadak banget sih. Gini jadinya harusnya tadi gue ajak si kuda," kata Mingyu kurang setuju. Bukan karena dia nggak mau pergi sama Jihyo.

Mingyu membayangkan mereka jalan berdua seharian di tempat belanja. Mendorong troli. Berdebat mau ambil kol atau wortel. Menimbang harga daging mana yang sesuai sama kualitas. Cari barang diskonan. Muter-muter nyampe mabok.

Tiba-tiba, Mingyu bergedik ngeri. "Gue nggak mau ya, Ji, disangka pacaran sama lo karena jalan berdua doang."

Jihyo memutar matanya. "Omongan lo sampah banget. Gue juga ogah kali berduaan sama lo."

Wajah Mingyu berubah datar. "Terus kita pergi sama siapa?"

Baru saja Jihyo membuka bibir, pintu di samping Jihyo terbuka. Seseorang dengan tas besarnya menatap Mingyu terkejut. "Oh, hai. Aku pikir siapa nggak kelihatan dari jendela luar."

"Masuk, Min. Biar langsung gas."

Itu Mina. Yang akan pergi bersama mereka ke tempat perbelanjaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

L O C K S R A M A | 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang