Hari Kedua : Jihyo, bersih-bersihnya jangan sekarang!

1.6K 109 1
                                    

Matahari yang menyembul di antara awan telah tergantikan pancaran bulan. Langit jingga yang indah dipandang berubah gelap sekelam malam. Udara dingin di luar membuat salah seorang Human menutup pintu utama di depan asrama.

Usai memastikan semuanya aman-pagar yang digembok dan jendela tertutup tirai-ia melangkahkan kaki jenjangnya ke arah ruang tengah. Di mana semua orang tengah berkumpul menyaksikan final Indonesia Top Singer.

Lelaki itu, Yugyeom, mendudukkan dirinya di samping Jungkook. Kepalanya berputar. Memperhatikan setiap kegiatan yang Human lain lakukan.

Ia berdecak. "Bosen banget."

Lisa yang mendengar itu mengangguk. "Biasanya jam segini kita masih jeb-ajeb. Berasa lagi dipingit gue. Ke mall saja nggak bisa."

"Idih, dipingit. Kayak ada yang mau sama lo," kata Rose yang duduk di samping Lisa. Perempuan itu memperhatikan kukunya yang baru selesai dikutek.

"Ada, lah. Please, yang naksir gue itu setara sama antrean Mekdi."

"Siapa?"

"Logan Lerman."

". . . yang nanya."

Beberapa detik setelahnya, terdengar suara meja berderit, jeritan perempuan, dan suara cakaran yang menemani keheningan waktu itu.

Dari arah dapur, Mingyu menggeleng, "Yang jeb-ajeb cuma lo, Lis. Sisanya jadi sopir sama kresek muntahan lo."

Bambam yang pernah menjadi korban kresek muntahan Lisa mengerutkan hidung. Ia jadi terbayang bau-bau menjijikan berwarna-warni yang saat itu mengotori kemeja barunya. Padahal kan kemeja itu buat kencan sama degem kesayangan.

"Itung-itung kurangin maksiat. Nggak capek lo, nimbun maksiat mulu," kata Rose. "Lagian lo jeb-ajeb tiap hari apa kagak bosen orang sana lihat lo mulu."

Rose mendelik. Rambutnya yang baru selesai disalon udah mirip rambut singa! Parah, Lisa bikin orang cantik kek gue jadi gembel. Mana harga nyalon mahal lagi.

Lisa memutar matanya. "Ngelihatin orang cantik nggak bakal bikin bosen."

"Maksud lo? Lo cantik?" Sekarang giliran June yang menyahut. Ia tidak ber konsentrasi memainkan online game-nya setelah mendengar perkataan Lisa. "Lis, udah pernah ngomong sama rambut ketiak gue? Sini kalau belum."

"Lo mau gue tendang apa gue pukul?"

"Santai. Garang banget sih lo kayak Budhe."

Sementara itu, di ruangan lain di sebelah Asrama Merkurius, seorang wanita dengan banyak roll di rambutnya menggaruk telinganya yang gatal.

Kembali ke sebuah ruangan lebar dengan sofa empuk berbentuk melingkar di tengahnya, ruangan itu menjadi hening. Hanya menyisakan bunyi teko yang masak airnya.

Jihyo, masih dengan celemek di tubuhnya meletakkan sepiring kentang goreng. Ia mengernyit. "Kalian lagi sawan? Tumben ini ruangan sepi banget. Biasanya ngalah-ngalahin pasar burung."

"Pada bosan, Ji. Pengin yang seru-seru kayak di tempat dugem," Eunwoo menyahut dari sebuah meja di di bagian kiri.

Jihyo memandang lelaki itu bingung.

L O C K S R A M A | 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang