Hari Keenam : Dokyeom hilang kemana? #1

830 65 3
                                    

Pagi yang penuh sibuk pun berjalan. Pukul delapan pagi, semua orang sudah bangun dan siap melakukan aktivitas.

Beberapa dari mereka tengah menjalankan pembelajaran online. Beberapa lagi mengerjakan tugas. Dan sisanya hanya berleha-leha seolah kehidupan masih panjang.

Salah satu orang itu adalah Jihyo. Lava coklatnya yang gagal kemarin, tidak akan gagal hari ini. Cokelat batang yang hilang kemarin, tidak akan hilang hari ini. Ia sudah menyiapkan matang-matang. Kalau sampai gagal . . .

Jihyo meremas celemek yang dipakainya.

. . . Gue bakal cek CCTV dan nyidang dia saat itu juga.

Jihyo menghela napas pelan sebelum mulai membuat lava cokelatnya. Ia sudah melihat video pembuatan lava cokelat berkali-kali. Pastinya adonan itu tidak akan gagal.

Selagi menunggu lava cokelat dikukus, ia melihat ke semua penjuru. "Asrama Merkurius benar-benar sibuk hari ini," kata Jihyo. Ia mengingat kembali kalimat Human tadi malam.

"Gue bakal tidur cepet malam ini. Besok harus online."

"Tugas instrumen gue mana belum selesai. Besok harus lembur keknya."

"Makalah punya gue hampir sih. Tapi, nggak tahu besok harus gimana."

Jihyo tersentak. Ia buru-buru mengecek jam yang ada di dinding dapur. "Sepuluh menit! Angkat lava coklat."

Perempuan berambut sebahu itu membuka tutup kukusan yang berembun. Uap segera mengepul di depan wajahnya. Ia menunggu kepulan uap itu  bekurang sebelum mengambil lava cokelat di dalamnya menggunakan penjepit.

Ketika lava cokelat itu diletakkan di atas piring, Jihyo tahu adonannya tidak gagal. Ia tersenyum. Lekas beres-beres sebelum beranjak ke arah ruang tengah. Ia memastikan lava coklat itu tertutup tudung saji sehingga tidak ada semut atau lalat yang masuk.

Lava cokelat ini Jihyo persembahkan pertama kali untuk Dokyeom. Kemarin lelaki itu minta tapi Jihyo belum sempat membuatnya. Setelah ia membuatnya, ia akan memberikan lava cokelat pertama untuk Dokyeom.

Saat ia ke ruang tengah semua human sudah menyelesaikan pekerjaan mereka. Tapi, ia tidak melihat tanda-tanda kehadiran Dokyeom.

"Mingyu!"

Mingyu yang merasa terpanggil menoleh. "Kenapa?"

"Dokyeom mana?"

Mingyu mengangkat bahunya lalu kembali menonton televisi. "Gue nggak tahu. Tanya Rose atau Yuju. Kan tadi mereka habis ngerjain tugas bareng."

Jihyo berdecak. "Kan lo teman sekamarnya. Masa ngga tahu si kuda ada di mana?"

"Gue emang teman sekamarnya, Ji. Cuma gue bukan orang terakhir yang bareng sama dia. Lo juga tahu sendiri si kuda akhir-akhir ini suka menghilang kayak doi."

Para Human yang mendengar perseteruan mereka ikut berkumpul. Jihyo yang berdiri juga mendudukkan diri di sandaran sofa.

"Dokyeom akhir-akhir ini emang sering hilang sih. Gue pikir karena gue yang nggak main sama dia, jadi gue taunya dia main sama kalian. Eh, ternyata dia beneran hilang," Bambam mengingat ia pernah ditinggal Dokyeom pas lagi sayang-sayangnya—eh, bukan, bukan. Maksudnya pas lagi karaoke-an bareng.

L O C K S R A M A | 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang