Hari Kesebelas : Karena gue peduli sama lo, Lisa!

769 61 0
                                    

"Ming, temenin gue ngobrol!"

"Biasanya juga gue nemenin lo ngobrol, Kuda!"

"Mata lo udah kiyep-kiyep gitu. Jangan bobok dulu! Temenin gue ngobrol!"

"Bacot."

Siang hari di Asrama Merkurius adalah waktunya mereka beraktivitas. Waktunya berkumpul dan saling bertukar pikiran tentang apa yang akan mereka lakukan. Di siang hari, semua Human akan berada di ruang tengah. Kecuali mereka yang kurang sehat atau ingin menyendiri.

Toh, selama ini setiap ada Human yang sakit, dia akan sembuh dengan sendirinya setelah mendengar teriakan, makian, dan kalimat lain yang nggak enak didengar.

Bagi Dokyeom, siang adalah waktunya bersama dia.

Siang itu menjadi alasan kenapa Dokyeom selau melihat ke arah dia. Selalu mengajak dia berbicara. Selalu mengajak dia bercanda.

Walau ujung-ujungnya tanggapan dia cuma, "Lo ngapain sih? Gaje!"

Itu aja udah bikin hati Dokyeom serasa habis diruqyah. Adem gitu. Artinya si dia memperhatikan Dokyeom. Karena dia menanggapi perkataan Dokyeom.

Mingyu yang tengah bersiap tidur malam ini, memperhatikan Dokyeom di depan cermin. Laki-laki itu tersenyum sendiri menatap wajahnya sambil bertopang dagu. Sesekali Dokyeom tertawa.

Tahu gimana rasanya lihat foto kuda lagi nyengir? Itu nggak ada bedanya sama Dokyeom. Katakanlah itu sedikit . . .

. . . menjijikan.

"Kuda! Stop senyam-senyum sendiri! Gue merinding lama-lama sekamar sama lo."

"Ming," panggil Dokyeom. "Lo pernah ngerasain? Bangun-bangun lo natap dia, tidur lo mimpiin dia, dan keesokan harinya lo melakukan kegiatan sama dia. Hidup gue bahagia banget."

Mingyu mengernyit. Ia memperhatikan Dokyeom yang telinganya sudah memerah. Dan binar mata yang jelas tak bisa disembunyikan.

"Dia tuh cantik. Gemesin. Walau orangnya masih satu spesies sama Jungkook yang nggak ada akhlak, dia tuh selalu imut di mata gue. Apalagi kalau udah nyanyi. Gue paling suka dia nyanyi sambil rambutnya dikucir. Jadi mirip artis Korea."

"Ini lo lagi ngomongin Yuju?"

"Iya."

Dokyeom terdiam sebentar.

"EH, BUKAN! KOK YUJU SIH! MASA LO SAMAIN ITU BAKUL KRUPUK SAMA ARTIS KOREA! BEDA JAUH LAH, MING!"

Biasa. Orang salting mah nggak ada bedanya sama orang gila.

Mingyu memutar bola matanya malas. "Itu masker lo pecah."

Dokyeom kembali menatap wajahnya di cermin. Ia terbelalak. "Masker gue! Masker gue! Ya ampun, mana ini masker mahal lagi! Masa gue harus minta di Bambam lagi!"

Masih ingat di pikirannya, waktu Dokyeom meminta masker milik Bambam. Nggak perlu ditanya, Bambam banting pintu kamar tepat di depan wajah Dokyeom. Dia kesal, maskernya habis cuma buat dipakai Dokyeom.

L O C K S R A M A | 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang