F.I.A.T

254 38 5
                                    

Suasana halaman belakang rumah terlihat sangat meriah dan indah, lampu lampu tumbler di gantung tersusun mengelilingi taman belakang memancarkan warna kuning yang menambah kesan ceria dan hangat. Sebuah meja persegi panjang diletakkan di tengah tengah taman. Berbagai jenis makanan lezat mulai dari makanan tradisional seperti nasi tumpeng hingga yang modren seperti pai susu tersusun rapi di atas meja. Para remaja remaja itu terlihat begitu sibuk menyusun, menyiapkan pesta kejutan kecil yang di tujukan untuk Fiat malam ini.

" Dan ini di tengah " Kata New meletakkan sebuah kue tart yang lumayan besar dengan lilin angka 17 di tengah tengah meja.

" Kuenya cantik banget." Puji Gun saat melihat kue yang diletakkan New di tengah meja.

"Iya dong, New gitu loh" Kata New memuji dirinya sendiri.

"Kayaknya udah kelar semua, tinggal bersih bersih sama ganti pakaian aja nih kita" Kata Krist kepada teman temannya. Krist berdiri di ujung meja dan memandangi betapa indahnya hasil kerja keras mereka menyiapkan pesta kecil untuk adiknya tercinta.

"Yup, kau bau keringat dan perlu mandi" Kata Singto yang memeluk Krist dari belakang. Krist hanya tersenyum dan meletakkan tangannya di atas tangan Singto.

"Ngomong ngomong, Fiat sama Oaujun kemana Kit?" Tanya Off.

"Terakhir gue tau sih, Oaujun ngajak Fiat kerumahnya dulu, katanya mau ngambil hadiah Fiat yang ketinggalan di rumah dia" Jawab Krist yang masih di dalam pelukan Singto.

" Bau baunya bakal lama ni kita nungguin mereka datang" Kata Chimon.

" Kata Oaujun tadi bentaran doang " Sangkal Krist.

" Ya udah lah, yang penting kita mandi dulu aja, badan gue rasanya udah lengket banget ini" Kata Tay yang sudah merasa risih dengan badannya sendiri.

Mereka semua akhirnya sepakat untuk membersihkan diri telebih dahulu sebelum memulai acara pesta malam ini.

-

Mobil Oaujun melaju dengan santai membelah jalanan malam, jalan raya malam ini tampak sibuk seperti malam malam selayaknya di tengah jantung ibu kota. Mata Oaujun fokkus menlihat jalanan dan Fiat yang sedang duduk di sebelahnya dari tadi hanya terpaku pada layar ponsel genggamnya dengan wajah serius.

" Kamu kenapa dek?" Tanya Oaujun yang sedikit heran melihat tingkah laku pacarnya yang tidak seperti biasanya saat mereka berkendara berdua.

" Gapapa Phi, Fiat cuma lagi baca bertia di ponsel." Jawab Fiat yang masih menaruh minat pada layar ponselnya yang menampilkan sebuah berita kriminal.

" Emang brita apa sih, kok kayaknya serius banget bacanya?" tanya Oaujun lagi tanpa memindahkan pandangannya dari jalan raya.

" Mmm, Phi Oau, Phi tau Perumahan X?" Fiat bertanya ragu kepada Oaujun yang sedang menyetir mobil Sportnya.

" mmm tau" Jawab Oaujun singkat.

" Kalau Rumah no 4 di perumahan itu Phi Oau tau? " Tanya Fiat lagi. Raut wajah Oaujun seketika langsung berubah seperti mengingat ingat sesuatu.

Oaujun tampak seperti Khawatir dan sedikit takut ketika mengingat kejadian yang dialaminya beberapa hari lalu setelah mencerna pertanyaan dari Fiat.

" Tumben kamu nanya bergituan" Jawab Oaujun yang mencoba untuk mengubah arah topik pembicaraan mereka.

" Tapi kakak tau rumahnya? " Tanya Fiat lagi, kali ini Fiat bertanyan dengan nada yang serius bahkan dia telah memasukkan ponselnya kedalam waistbag adidasnya.

Oaujun tampak berfikir dan ragu untuk menjawap pertanyaan dari Fiat, namun tidak ada pilihan lain maka Oaujun pun menjawabnya hanya dengan anggukan kecil. Fiat hanya diam dan memandangi jalanan setelah mendapat jawaban dari Oaujun. Suasanan di dalam mobil menjadi hening, tidak ada yang memulai percakapan diantara mereka selama beberapa menit perjalanan. Jalanan padat kota telah berganti ke jalanan komplek perumahan yang dimana terdapat sungai yang lumayan besar di sisi kirinya. Sungai itu terlihat indah dengan arus yang tenang memancarkan cahaya lampu lampu jalanan yang terdapat di pinggirannya. Fiat memalingkan wajahnya melihat pemandangan sungai yang tenang.

" Fiat baru sadar kalo sungainya cantik kalo malam" Kata Fiat memecah keheningan diantara mereka.

" Fiat harus liat kalau malam minggu di sungai itu rame banget, banyak tukang jangung bakar juga " Kata Oaujun menimpali perkataan Fiat.

" Kok Phi Oaujun ga pernah ajak Fiat kemari kalo malam minggu ?" tanya Fiat dengan nada kesal yang sangat dibuat buat.

Oaujun hanya tertawa kecil melihat Fiat yang pura pura kesal dengan mempoutkan bibirnya hingga pipinya terlihat menggembung, 'menggemaskan' fikir Oaujun.

" Ya udah malam minggu nanti kita kesini makan jagung bakar, ajak yang lain juga" Kata Oaujun sambil mengelus lembut surai hitam Fiat.

Mereka melanjukan pembiacaraan dengan canda dan tawa, keheningan yang tercipta beberapa saat lalu telah sirna dengan aura hangat yang ditimbulkan karena canda tawa mereka. perjalanan mereka kerumah Oaujun sangat lancar dan menyenangkan, sebelum mesin mobil Oaujun mati secara tiba tiba ditempat yang sunyi, tepat di depan rumah besar yang telah lama ditinggalkan pemiliknya atau lebih tepatnya tidak berpenghuni lagi.

"Phi Oau, apa yang terjadi?" Tanya Fiat, wajahnya sedikit khawatir dan sedikit merinding karena susana didaerah ini yang begitu sunyi.

"Entahlah, kayaknya mesinnya mogok, sebentar Phi mau cek dulu. Kamu di dalam mobil aja" Oaujun keluar dari mobil, membuka kap mesin mobilnya dan berfikir apa yang rusak di mobilnya kenapa bisa mogok tiba tiba.

Angin malam berhembus dingin melewati tengguk leher belakang Oaujun yang masih berkutat berusaha memperbaiki mesin mobilnya agar menyala kembali. Sekitat beberapa menit Fiat hanya duduk di dalam mobil memperhatikan kekasihnya memperbaiki mesin mobilnya. Fiat akhirnya memutuskan untuk keluar dari mobil dan mendampingi Oaujun untuk memperbaiki mesin mobilnya.

"Fiat kenapa diluar, kan Phi bilang tunggu di dalam mobil aja" mata dan tangan Oaujun tetap fokus dan mengutak atik mesin mobilnya, Fiat hanya tersenyum sambil ngambil senter yang ada disebelah tangan Oaujun.

"Gakpapa Phi, Fiat juga mau bantu. Ya walaupun Fiat ga ngerti mesin sih" Jawab Fiat tersenyum kearah Oaujun.

"Kamu ini ya, paling bisa bikin hati Phi jadi tenang" Kata Oaujun sambil mencubit pipi tembem Fiat, meninggalkan noda oli di pipi .

Oaujun kembali fokus kepada mesin mobilnya, dia mengecek segala komponen yang ada pada mesin mobilnya dan akhirnya menemukan ada beberapa kabel yang terlepas dari tempatnya. Fiat melihat sekelilingnya, kenapa terasa begitu sunyi dan asing, setaunya ini adalah jalan menuju rumah Oaujun, namun kenapa rasanya begitu asing padahal dia sudah sering berkunjung kerumah Oaujun.

Pandangan Fiat membelah jalanan dan menyapu sekelilingnya hingga dia berhenti menatap sebuah rumah besar yang kelihatan suram dan tidak berpenghuni.

"Phi Oau, ini rumah siapa?" suara Fiat terdengar bergertar dan tertahan.

"oo, rumah itu sudah lama di tinggalkan pemiliknya , dulu rumah di rumah itu pernah terjadi kebakaran hebat yang membuat semua orang di dalam rumah terpanggang dan meninggal. Sempat direnovasi namun tak lama pemiliknya meninggalkan rumahnya karena alasan yang tidak diketahui" Oaujun menjelaskan tentang rumah itu dengan singkat pada Fiat.

"Ah akhirnya selesai" Kata Oaujun menutup kembali kap mesinya, dia mengelapkan tangannya yang berlumuran oli dicelana jeans yang digunakannya. Dilihatnya kesekelilling, mencoba mencari sosok Fiat yang dari tadi ada disebelahnya.

"Fiat" Panggil Oaujun pelan, dia melihat kursi penumpang yang ada didalam mobil namun tidak menemukan Fiat.

Mata Oaujun terpaku melihat senter yang dipegang Fiat terjatuh di atas tanah, dengan ragu dia mengambil senter tersebut dan masih meneriakkan nama Fiat untuk mencari keberadaannya. Angin berhembus lumayan kencang, dingin dan suram itu yang dirasakan Oaujun membuat bulu kuduknya merinding. Angin malam itu menerbangkan dedaunan kering dan membuat sebuah pintu rumah yang telah usang dan tua terbuka dengan sendirinya. 

UNTOUCHABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang