"Satu" kata Oaujun.
"Dua" sambung Tay.
"Tiga" Singto
"Empat" Off
"Lima" Frank
"Enam" sambung suara terakhir tepat setelah Frank menghitung dirinya.
Mereka semua saling menatap satu sama lain, mulut mereka kelu tidak ada yang dapat terbuka.
"Enam" Suara itu terdengar lagi.
Dahi Off mulai mengeluarkan bulir bulir keringat, Tay bahkan tidak dapat menggerakkan badannya karena mendengar suara itu berasal dari belakangnya. Singto dan Oaujun menenggak ludah mereka karena tidak percaya sekaligus merasa takut dengan apa yang mereka lihat. Frank hanya berdiri menatap makhluk yang sama seperti yang dilihatnya tempo hari pada kejadian Fiat dikolam berenang saat hujan.
Makhluk itu terlihat melayang dengan badan yang penuh luka bakar mengerikan, matanya yang merah menyala menatap Frank dengan garang menantang, namun Frank tidak gentar walau ada rasa takut saat melihat makhluk mengerikan itu.
Tay dan Off terduduk lesu karena begitu takut sehingga tidak kuat lagi untuk berdiri menahan bobot badan masing masing. Oaujun dan Singto berdiri gemetar menutup mata agar tidak melihat makhluk mengerikan itu.
Makhluk itu tersenyum menyeramkan menatap Frank, giginya yang tajam terlihat begitu mengerikan. Frank menatap lengan makhluk itu, tangannya begitu kekar penuh luka bakar dan kuku jari tangan yang panjang dan telihat tajam.
"GRAAAAAAAAAAAAA" Mahkluk berteriak melesat menembus badan Frank hingga dia jatuh terduduk.
Oaujun, Singto, Tay dan Off yang terkejut membuka mata karena teriakan makhluk itu melihat dengan jelas kejadian itu.
"FRANKKKK" Teriak Tay menangkap tubuh Frank yang terjatuh.
Makhluk itu berhenti di pintu terdiam melayang di udara manatap lurus kearah mereka berlima tatapannya yang sayu tersamarkan sehingga terlihat seperti tatapan mengancam yang begitu seram karena bola matanya yang merah menyala.
Singto, Off, Tay, Oaujun dan Frank terdiam berdempetan ketakutan karena melihat makhluk yang begitu menyeramkan di hadapan mereka ini.
"Ini gimana njir? " Tanya Tay berbisik dibelang badan Off dengan suara ketakutannya
" Gua ga tau, jujur gua juga takut ini" Balas Off bebisik.
"Lutut gue lemes ni, kebelet pipis juga" Keluh Tay
Teman temannya yang lain hanya terdiam tidak menanggapi perkataan Tay, namun Tay Tawan yang sedang di dalam keadaan yang sangat menyeramkan ini, sedang berjuang menahan rasa ingin buang air kecil.
Tay Tawan yang sudah sangat berusaha menahan ingin buang air kecil namun tidak dapat ditahannya lagi dan sangat menyiksa itu kemudian maju kedepan teman temannya dengan langkah yang berani dengan wajah menahan rasa ingin sesegera mungkin ke toilet.
"Heh setan, mohon maaf ni ya, toilet dimana woi gua ga tahan lagi ini" Teriak Tay dengan lantang kedepan makhluk itu.
Semua teman temannya terbengong melihat tindakan seorang Tay Tawan yang terkesan sangat pemberani itu. Makhluk itu hanya melihat Tay dengan tatapan terkejut, wajahnya yang semula menyeramkan mulai melayu dengan tatapan kosong melihat wajah garang Tay yang menahan buang air kecil.
Makhluk itu hanya terdiam dengan tatapan kosong memandangi Tay seolah olah mengatakan ingin memandu jalan dan terbang perlahan dalam diam, Tay yang sepertinya mengerti apa yang dimaksudkan makhluk itu langsung mengikutinya tanpa berfikir dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE
Fiksi RemajaCerita ini hanya imajinasi gue yang dituangkan dalam bentuk tulisan untuk dibagi ke kalian semua. Mereka semua anak sma kecuali Mae Jennie. Bersekolah di sma paling elit di jakardah GMM INTERNATIONAL HIGH SCHOOL, yang isinya kebanyakan orang orang k...