The door

134 18 6
                                    


Suasana begitu sunyi ketika rombongan Shinto sampai di rumah tua yang menjadi tempat Fiat terperangkap. Oaaujun terlihat cemas dan frustasi terduduk didepan pintu kayu berpelitur usang itu. Singto dan yang lainnya berlari keluar menghampiri Oaujun yang terduduk lemas di depan rumah itu.

"Oaujun, dimana Fiat?" tanya Shingto saat dia berada di depan Oaujun. Oaujun hanya menatapnya sendu dan berdiri dari duduknya.

Wajah Oaujun terlihat sangat kacau, Khawatir, Ketakutan menjadi satu mimik yang dipancarkan Oaujun. Oaujun menunjuk pintu besar di hadapan mereka.

Hari semakin gelap, angin berhembus dingin menyentuh kulit para remaja pria disebuah rumah tua.

"Ga bisa dibuka" Kata Tay yang sudah mencoba untuk membuka pintu itu.

"Kita dobrak sama sama aja, siapa tau bisa" Saran Frank.

Mereka berlimapun mundur beberapa langkah dan menghadap ke pintu besar itu, mengambil ancang ancang untuk mendobrak paksa pintu tua itu.

"Satu, dua, tiga" Teriak Shingto, dan mereka berlima pun berlari secara bersamaan mendobrak pintu iitu.

BRAKK

Tubuh mereka menerjang pintu besar itu dengan keras, namun hasilnya tetap nihil. Pintu itu tidak terbuka sedikitpun. Singto dan yang lainnya mencoba kembali untuk mendobrak pintu itu, namun berkali kali didobrak hasilnya tetap sama, bahkan sekarang badan mereka menjadi sakit karena mendobrak pintu itu dengan paksa.

"Gila pintu ini terbuat dari apa sih, susah banget didobraknya" Ketus Tay memijat lengannya yang sakit.

Nafas kelima remaja pria itu nampak tersengal sengal karena kelelahan kehabisan tenaga.

"Entahlah, padahal pintunya terlihat reot" Jawab Off menanggapi keluh kesah Tay.

"Sing bagi kunci mobil, kalau gini terus sampe besok kita ga kelar kelar" kata Tay menyodorkan tanganya kehadapan Singto. Singto yang kelihatan kelelahan dan bingung melihat Tay Tawan hanya merogoh kantung celananya dan mengambil kunci mobil yang ada di dalamnya.

"Buat apa lu kunci mobil ?" tanya Singto yang menyerahkan kunci mobil kepada Tay.

"Gua bosen. mau balik" Kata Tay bercanda tapi dengan wajah yang seakan serius ingin pergi dari tempat itu.

"Tay lu jangan aneh aneh woi" Kata Off dengan suara yang ditinggikan, namun Tay tidak perduli berjalan meninggalkan mereka dengan mata yang penuh dengan tanda tanya melihat sifat teman meraka yang aneh itu.

"Phi Off, Phi Tay beneran akan pulang begitu saja?" Tanya Frank dengan suara yang pelan penuh kekhawatiran.

"Biarkankan saja manusia aneh itu, sekarang kita fokus berfikir bagaimana untuk masuk kedalam dulu?" Kata Off menjawab Frank dan menatap jengah pintu besar yang menjadi sumber masalah mereka sekarang.

Off, Singto, Oaujun dan Frank menatap pintu itu dengan frustasi memikirkan bagaimana jika mereka tidak bisa masuk ke dalam rumah itu, apa yang akan terjadi dengan Fiat jika mereka tidak masuk ke dalam rumah itu.

"Awaasss" Teriak Tay dari jauh, dia berlari dengan kencang membawa sebuah kapak ditangannya. Wajahnya memerah berteriak.

Singto, Off, Oaujun dan Frank yang mendengar teriakan Tay, memutar badan mereka dan melihat temannya itu seperti sedang kesurupan memegang kapak yang lumayan besar dengan wajah yang memerah. Mereka menyingir ngeri melihat Tay yang membabi buta.

"hah hah hah"suara Tay terdengar sangat garang dan menggema ditelinga teman temannya.

Tindakan Tay yang membabi buta menghujamkan kapaknya kepintu kayu besar itu membuat temannya yang lain merasa sedikit ngeri. Tay mengicar bagian engsel pintu yang sudah terlihat sangat tua itu, tenaganya tidak berkurang sedikitpun bahkan seperti bertambah seiring dengan perasaan marah dan kesalnya.

UNTOUCHABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang