warning konten 21+
Drake merasakan sakit karena jambakan Ploy, dan mendengar semua yang di katakannya. Hatinya panas mendengar itu, tapi demi kelancaran balas dendamnya, lebih tepatnya misi balas dendam yang akan di lakukan Frank untuknya. Drake memilih untuk tetap tenang dan pura pura pingsan.
Setelah Ploy selesai berbicara dan mau pergi, dengan cepat dan hati hati Drake menempelkan alat pelacak di tas yang di gunakan Ploy. Menjadi pacar dari anak seorang mafia besar membuat Drake selalu berfikir dua langkah kedepan. Beberapa alat pelacak selalu di sediakannya di kantung celananya, sebisa mungkin agar Frank bisa menyelamatkannya jika dia di kejadian seperti sekarang. Dari mana Drake mendapatkan alat peacak itu?, tentu saja dari calon mertuanya, ayah Frank.
Bodyguard itu membawa Drake ke dalam sebuah ruangan yang sempit dan hanya ada sebuah lampu berwana pijar yang redup di situ, terdapat beberpa barang yang berserakan. Drake mengambil satu alat pelacak yang diaktifkannya dan di buang ke sembarang arah.
Tangannya di borgol tergantung di rantai besi begitupun kakinya yang diborgol dengan borgol yang tersambung di lantai kapal. Drake sudah sepenuhnya sadar, tapi tidak membuang tenaga untuk mencoba kabur dari posisinya yang memang kalah tenaga.
"Kalian semua akan mati" Drake berkata pelan dan sinis kepada dua boyguard itu.
Ruangan itu terasa begitu pengap dan suram, hanya ada sedikit penerangan. Kondisi kapal yang beberapa kali bergoncang tidak stabil, membuat badan Drake juga itu bergoyang hingga pergelangan tangannya menjadi merah karena borgol itu.
Pintu ruangan itu berderit terbuka, seorang pria tinggi masuk ke ruangan itu. Kira kira umurnya lebih tua beberpa tahun dari Drake. dia masuk dengan gayanya yang sombong dan menatap Drake dengan senyuman yang miring dan licik.
"wah wah, lihat apa yang gue dapat dari adik kecil gue. Sebuah hidangan segar yang mulus." Kata pria itu
Dia menatap Drake yang tangan kakinya terborgol dengan rantai besi yang mengantung dengan senyuman miring. Tapi Drake menatapnya sinis.
"lu bakalan mati" suara Drake terdengar pelan dan dingin.
"hahaha, ya ampun lu pintar bercanda ternyata" kata pria itu, dia berdiri tepat di depan Drake.
" kenalkan gue Nammon, abang Ploy, cewek yang lu hina di sekolah" Nammon memutari Drake dan menatapnya dari atas kebawah.
" cih, jalang sialan itu" Drake.
Nammon tidak menangapi umpatan Drake, malah dia mendekatkan badannya ke Drake.
" kayaknya lu kepanasan, mau gue buat sejuk" Nammon berbiacara tepat di belakang telinga Drake, membuat Drake sedikit merinding.
" lu mau apa bajingan?" kata Drake.
" jangan takut, gue Cuma mau ngerasain lu aja" dengan tidak sopannya Nammon meremas pantat sintal Drake, membuat pemuda beralis tebal itu meronta agar Nammon menjauh. Tapi usahanya jelas sia sia karna tangannya di borgol.
"hahaha, percuma lu mau ngapain aja, lu ga bakal bisa lepas dari gue" kata Nammon dengan suaranya yang sudah naik.
"Gua bakal nikmatin badan lu dan ga ada yang bisa nyelamatin lu disini" tangannya meremas pipi Drake.
"cuih" Ludah Drake tepat mendarat di wajah Nammon.
PLAKK,
Nammon yang terhina menjadi marah dan menapar keras pipi putih Drake."lu bakalan nyesal" kata Nammon mengelap mukanya.
" berani lu sentuh gue, gue jamin kepala anggota keluarga lu bakal datang dua hari dari sekarang" Drake dengan percaya diri mengancam Nammon.
Nammon terlihat gentar karena mengingat siapa saja backup yang dimiliki Drake.
" Heh, kenapa lu takut?" Drake mencoba untuk memprofokasi Nammon. Sebuah rencana licik muncul di benaknya.
"Gue bakal bikin lu nyesal seumur hidup karena udah berursan sama gue" dengan lancarnya mulut Drake masih terus memanas-manasi Nammon.
PLAKKK, lagi lagi Nammon menampar keras Drake, hingga sudut bibir Drake mengeluarkan darah segar.
" Hahaha, ancaman lu ga berguna buat gue" Nammon menyunggingkan senyumnya yang miring.
Tangannya meremas remas bongkahan pantat Drake. Drake tidak menampilkan ekspresi apa pun saat itu.
"Gue jamin, gue bakal puas" Nammon menghembuskan nafasnya di belakang telinga Drake.
Tangan Kekar Nammon merobek kaus yang dipakai Drake dalam sekali sobek. Tubuh putih mulus Drake terekspos jelas, menampilkan otot dada dan perut Drake yang sudah terbentuk.
*skip time*
"Gue ga bakal lepasin lu, dan sekarang lu bakalan jadi pemuas gue" kata Nammon meremas pipi Drake setelah selesai melakukan perbuatan bejatnnya.
" Jangan harap lu bakal hidup tetang" kata Drake sinis. Badannya lemas setelah ampir dua puluh menit di gerayangi oleh Nammon.
"hahaha, gue ga perduli. Dan sampai ketemu nanti, kita bakal ulang lagi yang tadi" kata Nammon tepat di samping telinga Drake.
Nammon keluar dari ruangan itu dengan santai dan senyum licik penuh kemenangannya, meninggalkan Drake yang tergantung lemas tanpa busana.
.
.
.
sori eike post ulang karna ada sedikit masalah sama yg sebelumnya, eike juga ga tau kenapa, hah.
mohon maaf
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE
Teen FictionCerita ini hanya imajinasi gue yang dituangkan dalam bentuk tulisan untuk dibagi ke kalian semua. Mereka semua anak sma kecuali Mae Jennie. Bersekolah di sma paling elit di jakardah GMM INTERNATIONAL HIGH SCHOOL, yang isinya kebanyakan orang orang k...