Chapter 7

12.9K 1.2K 1.2K
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Tiga hari telah berlalu setelah Gaby menemui Athlas untuk memata-matai Shey. Kini Athlas meminta Gaby untuk kembali bertemu setelah pulang sekolah.

"By, pulang sekolah bisa ketemu?" tanya Athlas dari seberang telepon.

Gaby menyetujuinya. "Boleh. Di cafe biasa," jawabnya menentukan tempat mereka akan bertemu.

"Oke. Sampai ketemu, By," ucap Athlas setelahnya mematikan telepon.

Gaby berbalik badan, hendak kembali ke kelas setelah menerima telepon dari Athlas. Namun seketika gadis itu dikagetkan dengan kehadiran Aji yang berdiri di belakangnya sedari tadi.

"Anjir!" umpat Gaby, kaget.

"Cafe mana tuh?" celetuk Aji bertanya.

"Lo nguping, ya?" ketus Gaby pada Aji yang hanya mengangkat kedua bahunya acuh. "Ih, ngeselin!" lanjut Gaby memukul lengan laki-laki itu.

Lalu Gaby melangkah pergi meninggalkan Aji sendiri.

"Mau ketemuan sama siapa, By?" tanya Aji lagi, membuat langkah Gaby terhenti.

"Bukan urusan lo!" ketus Gaby tak ingin menjawabnya.

Aji mengangguk. Ia pun berjalan mengikuti Gaby dari belakang.

Risih, Gaby balik badan jadi berhadapan dengan Aji. "Kenapa sih, Ji?" tanya Gaby.

"Nggak apa-apa, cuma mau balik ke kelas doang," jawab laki-laki itu.

Wajah Gaby nampak kesal, ia memutar bola mata malas. "Nggak usah jalan di belakang gua. Sini," ujarnya meraih tangan Aji untuk berjalan bersama menuju kelas.

Tidak menolak, Aji tersenyum melihat wajah Gaby yang jutek tapi menggemeskan.

"Lo ngeselin ya ternyata? Tapi kenapa orang-orang pada bilang lo cuek?" tanya Gaby.

Aji mengangkat kedua bahu acuh. "Nggak tau."

"Lo juga sebenarnya menyenangkan, tapi kenapa teman-teman lo dulu nggak suka sama lo sampai lo milih pindah?" balik tanya Aji pada Gaby.

Tidak menjawab, Gaby hanya melirik Aji sesaat lalu fokus dengan jalan di depan.

"Kenapa nggak dijawab?" tanya Aji lagi.

"Kepo!" ketus Gaby.

"Memang. Gua penasaran sama kisah lo," jawab Aji.

GABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang