Chapter 18

3.4K 356 505
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Beberapa hari setelah kepergian Shey, orang tua Shey sempat menemui Gaby untuk meminta maaf dan memberikan surat yang telah Shey tulis untuk Gaby.

Dalam surat itu Shey meminta maaf karena telah berbuat jahat pada Gaby. Shey menyesal, namun ia juga gengsi untuk meminta maaf secara langsung.

Gadis itu selama ini memiliki penyakit infeksi jantung, ia selalu dimanja oleh kedua orang tuanya, karena itulah Shey tumbuh menjadi pribadi yang egois, iri dengki, dan apapun yang ia inginkan harus ia dapatkan.

Tidak ada dendam dalam diri Gaby, ia sudah memafkan Shey dan melupakan semua masalah yang sudah terjadi.

Namun disaat Gaby rasa semua sudah baik-baik saja, ada satu permasalahan baru yang muncul.

Kali ini Gaby benar-benar tidak bisa mengatasinya sendiri. Ada yang menyebarkan foto lama Gaby saat di club. Dimana malam itu ia dibawa ke kantor polisi karena masih mengenakan rok sekolah.

Pagi hari di SMA Bimantara saat ini orang-orang tengah membicarakan kabar yang sedang ramai mereka dapatkan.

Gaby yang baru saja tiba di sekolah, mendengar bisikan-bisikan dan tatapan tak sedap dari orang-orang. Setiap lorong yang ia telusuri semua membicarakan dirinya.

Ia sudah berusaha acuh dan tak mendengarkan omongan orang-orang, sampai satu omongan tentang kedua orang tuanya berhasil membuatnya tersulut emosi.

“Kata tante gua yang satu sekolah sama ortunya, dulu ortunya itu nikah muda loh karena hamil duluan.” 

Deg!

Dada Gaby terasa sesak mendengarnya. Ia sangat sensitif tentang kedua orang tuanya. Ia berjalan menghampiri sumber suara dan seketika keriuhan pun terjadi.

Gaby menarik rambut gadis yang membicarakan kedua orang tuanya hingga gadis itu jatuh tersungkur di hadapannya.

Semua teriakan histeris para gadis terdengar kala melihat itu. Bahkan siswa laki-laki hanya tertegun tak sanggup memisahkan.

Gaby berjongkok di hadapan gadis dengan name tag Dewiana. Tangannya dengan kasar mencengkram rahang Dewi hingga gadis itu meringis kesakitan. Mata Gaby merah, menatap tajam tanpa berkedip.

PLAK!

PLAK!

Tanpa belas kasihan dua tamparan dilayangkan ke pipi kiri dan kanan Dewi hingga menimbulkan luka sobek di ujung bibir yang teramat perih.

GABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang