Chapter 29

2.2K 140 427
                                    

Happy Reading❤🔥


Dering ponsel menggema di dalam kamar, Gaby yang berada di ruang tamu sedang menyuapi Raka makan sembari menonton televisi tak mendengarkan deringan itu.

Beberapa panggilan dari Arzel terlewatkan begitu saja, hingga satu jam kemudian barulah mereka kembali ke dalam kamar untuk tidur siang.

“Lah? Bang El telepon? Banyak amat,” gumam Gaby saat melihat ponselnya mendapat banyak notifikasi panggilan tak terjawab dari Arzel.

“Apa Mami?” celetuk Raka penasaran.

“Ini, om kamu telepon. Bentar, ya? Kita telepon balik,” jawab Gaby menduduki kasur dan langsung menelpon Arzel.

“Hallo! Bisa bicara dengan salah sambung?” suara itu terdengar dari seseorang yang berada di seberang telepon.

Sontak Raka tertawa mendengar suara yang sangat familiar itu.

“OM EL!” teriak Raka gembira langsung merebut ponsel Gaby dan memencet tombol video call.

“Hai, bocil!” sapa Arzel.

“OM!” teriak Raka. “Om, adek sakit tau,” celetuk Raka tiba-tiba memberitahu keadaannya.

Sontak Arzel langsung mengernyitkan kening dan meminta Raka untuk memberikan ponselnya pada Gaby. Sedangkan Gaby sendiri tertegun sesaat melihat sang anak yang secara tiba-tiba memberitahu Arzel.

“Ha? Coba kasih hp nya ke Mami mu,” titah Arzel dengan nada suara yang berbeda dari sebelumnya.

“Mi, ini,” ujar Raka memberikan ponselnya pada Gaby.

Gaby hanya tersenyum sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Hallo, Abang. Apa kabar?” tanyanya berbasa-basi.

“Nggak usah tanya kabar gua, kasih tau kabar kalian disana gimana? Maksud Raka tadi apa? Dia sakit? Kok nggak ngasih tau kita disini?” tanya Arzel tanpa henti.

Terlihat dari raut wajah dan suaranya bahwa ia marah dengan Gaby yang tak memberitahu tentang keadaan Raka pada mereka.

“Iya, maaf. Gua lupa, Bang, serius,” ucap Gaby dengan wajah memelas meminta maaf pada Arzel dari layar ponsel.

“Semalem Raka demam, tapi sekarang udah baikan kok,” lanjut Gaby memberitahu.

Mendengar itu Arzel hanya mampu menggeleng. “Benarkan firasat gua, pasti ada yang nggak beres sama kalian,” sahut Arzel dan Gaby hanya menunduk, melirik Raka.

“Om marah,” cicit Gaby pada sang anak.

Seketika Raka langsung mengelus pipi mulus Gaby dan berbicara pada Arzel. “Om El jangan marah dong sama Mami,” celetuknya.

Di seberang telepon Arzel menghela nafas jengah. Selalu saja anak laki-laki itu akan membela Gaby jika sedang dimarahi.

“Iya Om nggak marah, tapi nanti malam nginap di sini, ya?” ujar Arzel meminta adik dan keponakannya untuk menginap di kediaman Adhinata.

“Iya, mau! Jemput, ya?” sahut Gaby sangat senang mendengar hal itu.

*****

Pukul 08.34 malam, Raka sudah tertidur pulas ditemani Fanya dan Gaby setelah dibacakan dongeng oleh Fanya.

“By, temuin bang Gavin sama bang El. Mereka itu lagi kangen sama kamu, cuma gengsi aja mau ngomong,” celetuk Fanya pada Gaby yang hendak bersiap tidur tadinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang