CHAPTER 28

1.2K 107 36
                                    

Happy Reading❤

Hari demi hari telah Gaby jalani bersama Javas, terhitung sudah seminggu pernikahan mereka berjalan.

Tidak ada yang istimewa, Gaby menjalani hari-harinya seperti biasa. Bedanya sekarang setiap hari ia akan bertemu Javas, orang yang telah merebut kebahagiaannya lima tahun lalu.

“Mami…” panggil Raka parau.

Pukul 01.15 malam tiba-tiba Raka terbangun dari tidur, memanggil Gaby yang berada di sampingnya.

“Mami…” panggil Raka sekali lagi membangunkan Gaby.

Sang empu menggeliat, membuka matanya dan bertanya pada Raka, “Iya, kenapa? Mau minum?”

“Panas, Mami…” gumam Raka meraih tangan Gaby dan menaruhnya di keningnya.

Kening anak laki-laki itu terasa panas, sontak Gaby langsung beranjak dari tidur dan mengeceknya.

“Kamu kenapa, Dek? Kok panas?” gumam Gaby panik. Mencari termometer untuk mengecek suhu tubuh Raka.

Benar saja ketakutan Gaby terjadi. Raka mengalami demam.

“Adek bentar, ya? Mami panggil Daddy dulu,” ucapnya.

Buru-buru Gaby menghampiri Javas yang berada di kamar tamu untuk memberitahu kondisi Raka.

Tok! Tok! Tok!

“Kak! Kak Javas bangun!” teriak Gaby mengetuk pintu.

Tak ada jawaban, Javas sangat susah dibangunkan.

“Argh! Bangun dong!” geram Gaby, terus-terusan mengetuk pintu dan memanggil Javas.

Hingga tak lama kemudian laki-laki itu pun membukakan pintu.

“Hm? Kenapa, By?” tanya Javas sembari mengucek matanya, belum sadar sepenuhnya.

“Raka demam,” ucap Gaby.

Seketika Javas langsung membuka mata sepenuhnya, lalu berlari menghampiri Raka setelah mendengar ucapan Gaby.

Tanpa basa basi pun Javas langsung menelpon Dokter kenalannya, tak peduli jam berapa saat ini.

“Lo tenang, By, gua udah panggil Dokter,” ucap Javas menenangkan Gaby yang terlihat panik.

Sang empu mengangguk. Ia mencoba mengompres Raka dengan handuk dan air hangat.

“Adek ada yang sakit lagi? Apa aja yang Adek rasain?” tanya Gaby, khawatir dengan kondisi sang anak.

Pasalnya anak laki-laki itu hampir tidak pernah sakit, namun sekalinya ia sakit, maka sakitnya cukup parah.

“Apa karena kemarin sore mandi hujan bareng gua ya, By?” celetuk Javas mengingat kemarin sore ia mengajak Raka bermain hujan di halaman belakang rumah.

“Makanya ngajak main anak itu nggak usah aneh-aneh! Kalau udah kayak gini kan kasian anaknya!” timpal Gaby ketus.

Ia sangat marah namun masih mencoba untuk mengontrolnya karena kasihan kepada Raka.

Tak lama Dokter pun tiba dan langsung memeriksa keadaan Raka.

Dokter bilang semua baik-baik saja, demam Raka akan turun besok pagi setelah meminum obat yang telah diberikan.

“Serius nggak apa-apa, Dok?” tanya Javas pada sang Dokter.

“Iya nggak apa-apa, itu demam biasa. Besok pagi demamnya pasti udah turun,” jawab Dokter dan Javas serta Gaby menghela nafas lega.

GABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang