Chapter 9

11.3K 1.1K 2K
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat berbunyi. Koridor sekolah yang tadinya sepi kini menjadi ramai. Lapangan basket yang kosong sudah mulai terisi, dan kantin sudah mulai riuh dengan suara para siswa dan siswi.

Di kelas 12 IPA 4 terlihat Gaby, Syaqira dan Aji masih berada di dalam kelas. Tak lama suara riuh menghampiri mereka, laki-laki pembuat onar, Alan dan Zio menghampiri mereka mengajak ke kantin.

"Yuk guys kantin!" teriak Alan dari ambang pintu kelas 12 MIPA 4.

"Yuk," sahut Syaqira dan Aji bersamaan, tapi tidak dengan Gaby.

"Kalian duluan aja, nanti gua nyusul," celetuk Gaby.

Langkah Aji terhenti. Ia menengok Gaby lalu mengalihkan pandangannya pada Alan. "Gua juga nanti," ucap Aji.

Semua orang mengerutkan kening heran.

"Kenapa ikut-ikutan?" tanya Gaby menatap Aji.

"Nungguin lo," jawab laki-laki itu singkat.

"Ya udah gua juga nanti." Alan menghampiri Aji. Tidak jadi pergi ke kantin.

"Lah pada kenapa sih?" celetuk Zio bingung.

Alan merangkul bahu Aji. "Gua nungguin Aji sama Gaby," jawabnya.

Gaby dibuat geleng-geleng oleh dua laki-laki itu. "Tolol," gumam Gaby sangat pelan hingga tak bisa didengar jelas oleh mereka.

"Lo berdua aja duluan, nggak apa-apa. Kita bertiga nanti nyusul," ujar Alan pada Syaqira dan Zio.

"Berdua doang? Nggak mau ah, malu. Gua bareng kalian aja," sahut Syaqira kembali duduk di tempat duduknya.

"Ha?" Zio semakin terdiam. Bahkan kini kekasihnya pun kembali duduk, tidak jadi pergi ke kantin sedangkan ia sudah sangat lapar.

"Ya udah deh, gua juga nanti," ucap Zio lesu. Ia duduk di meja Syaqira sambil menopang dagunya.

"Kalian pada kenapa sih? Kalau mau ke kantin ya ke kantin aja, nggak usah nungguin gua," celetuk Gaby.

"Nggak apa-apa, By, kita nungguin lo aja. Bareng-bareng ke kantin," sahut Syaqira diangguki yang lainnya.

Gaby hanya menghela nafas jengah. "Terserah kalian deh," gumamnya lalu tak lama beranjak dari tempat duduk.

"Lah, mau kemana?" tanya Alan pada Gaby.

"WC," jawab gadis itu singkat. "Makanya gua bilang kalian duluan aja ke kantin. Gua ada panggilan alam," lanjut Gaby.

Raut mereka seketika berubah lesu. "Yaelah, kirain kenapa nggak mau bareng kita ke kantin. Taunya mau boker!" timpal Alan.

GABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang