Chapter 21

2K 147 212
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Brak!

Suara pintu dicoba dibuka dari luar. Gaby yang baru sadar langsung buru-buru mengenakan pakaiannya. Ia berdiri tepat di belakang pintu dengan pecahan gelas di tangannya.

Gadis itu membukakan kunci dari dalam, berancang-ancang untuk melawan. Mencari kesempatan kabur.

"Kebuka, Seng!"

Kening Gaby mengernyit. Suara itu tidak asing di telinganya. Ia langsung membukakan pintu dan benar saja, itu suara Zio.

Senyum terukir di wajah pucat Gaby. "Kalian," gumamnya menghela nafas lega.

"Gaby." Syaqira memeluk tubuh Gaby yang terasa dingin dan gemetar. Kedua tangannya menangkup wajah pucat gadis itu. "Maaf, kita telat," gumamnya berkaca-kaca, tak melihat kondisi Gaby.

Gaby mengangguk, senyum tipis terukir. "Nggak apa-apa," lirihnya.

"Ayo buruan, kita harus pergi dari sini sebelum ada yang datang," celetuk Zio.

Syaqira dan Gaby buru-buru pergi, disusul Zio dari belakang. Mengawasi situasi.

Dengan langkah yang tertatih-tatih, Gaby menepis semua rasa sakit di tubuhnya. Memaksakan diri untuk berlari.

Tiba di lorong belakang, Syaqira dan Zio meminta Gaby untuk berjalan sendiri tanpa ditemani.

"By, di sana ada pintu, nggak ada yang jaga. Lo lewat situ aja, di luar udah ada Aji dan yang lainnya," titah Syaqira, menggenggam tangan Gaby.

"Elo sama Zio?" tanya gadis itu. Tidak mungkin meninggalkan mereka berdua.

"Kita nanti nyusul, lo duluan aja," sahut Zio.

Syaqira mengangguk, menatap Gaby yakin. "Iya, buruan sana!"

"Ayo buruan, By!" imbuh Zio ketika mendengar langkah kaki yang berjalan ke arah mereka.

Tak ingin membuang banyak waktu, Gaby buru-buru pergi meninggalkan Zio dan Syaqira. "Thanks. Kalian hati-hati," gumamnya pelan namun masih bisa terdengar oleh Syaqira.

Syaqira mengangguk tersenyum.

*****

"Udah lebih dari lima belas menit loh ini, kok belum ada yang keluar juga? Kayaknya terjadi baku hantam deh," celetuk Alan yang sedang berjongkok sambil memakan roti di bawah pohon mangga. Mengawasi pintu samping bersama dua orang lainnya, teman Athlas.

GABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang