12

1.4K 363 26
                                    

Gerbang SMA Pembangunan menyambut Mauve dengan motor maticnya. Mauve bersenandung memasuki gerbang sekolah, baru kali ini dia berangkat begitu santai karena tugas sudah diselesaikan semua. Ingin berterima kasih memeluk kembarannya tapi dia gengsi jadi dia hanya memasakkan pancake strawbery kesukaan Revan sebelum berangkat dan meninggalkan note kecil di samping piring bertuliskan Thanks.

Mauve lari mengejar pintu lift yang hampir tertutup. "Tunggu!" Cewek centil yang penuh dengan senyuman masuk lift dengan kelegaan. Tak perlu lagi dia menunggu di depan lift.

Mauve melirik Saka yang mencolek bahunya. "Apa?

"Lo berangkat pagi betul? Mau nyontek tugas, ya?"

"Ih, nggak banget. Sorry ya, tugas gue udah selesai semua. Dan gue jamin benar 100%."

"Yakin bener?"

"Mana mungkin juara olimpiade salah ngoreksi soal sepele gitu." Mauve mengibaskan rambut panjangnya yang tergerai seraya keluar lift.

"Siapa maksud lo?" Saka menarik bahu Mauve.

"Maksud apaan?" Mauve berhenti melangkah dan menengadah menatap Saka.

"Siapa juara olimpiade? Lo udah bangun, kan?" Saka menyentuh kening Mauve.

Mauve nyengir, kaku. Dia hampir saja keceplosan. Dia jinjit melongok ke belakang Saka ada Milo yang ikut berhenti dan menatapnya datar. "Hai," sapa Mauve mencoba mengalihkan pembicaraan dengan Saka.

"Dasar! Lihat Milo aja mata ijo," ucap Saka lalu melewati Mauve.

"Iya, kalau lihat lo mata gue burem," balas Mauve tak mau kalah.

"Good morning, Lolo," sapa Mauve yang kini sudah menghadang Milo, energi Mauve masih penuh memancarkan semangat dan keceriaan.

Lolo? Sebelah alis Milo terangkat. Panggilan macam apa itu? Milo menggeser Mauve yang menghalanginya.

"Gue di sini, lho." Mauve masih berusaha menyamai langkah Milo yang lebar.

"Lolo...."

"Lolo...." panggil Mauve tanpa lelah.

"Apa, Vee?"

"Pengen manggil aja. Soalnya sekarang gue punya panggilan spesial buat lo, Lolo. Gemes, kan?" Mauve mengerjapkan matanya.

"Serah lo, deh. Minggir gue mau duduk." Milo melirik kursi di belakang Mauve.

Mauve nyengir, menyingkir dari posisinya. Dia duduk santai bergaya sombong karena dia tak lagi menjadi kaum yang menunduk sibuk menyalin jawaban tugas orang lain. Ternyata seperti ini nikmatnya pagi hari yang santai?

"Lo udah ngerjain tugas?" tanya Meta heran Mauve duduk santai membuka youtube.

"Udah, dong! Lo mau nyontek?"

"Nggak, makasih," jawab Meta yang meragukan jawaban Mauve. Lebih baik dia mencocokan jawabannya dengan yang lain seperti Milo, misalnya.

"Ih ngeremehin gue banget. Beneran punya gue udah bener semua. Mulai hari ini gue akan jadi anak rajin."

Meta mengangguk sembari menyentuh kening Mauve. "Nggak panas."

Taken SlowlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang