15

1.6K 381 31
                                    

"Vee, bikinin aku pizza mie," seru Revan yang hanya memunculkan kepalanya di pintu kamar.

"Aku baru sampe, Kak. Capek."

"Nggak mau tahu."

"Nggak bisa banget lihat aku sante dikit." Mauve melempar tasnya sembarangan. "Kenapa nggak makan masakan bibi, sih? Kan udah masak banyak."

"Pengen pizza mie, titik."

"Minta bikinin bibi. Awas aku mau ganti baju." Mauve mendorong kepala Revan menjauhi pintu.

"Lo mau gue ajarin lagi nggak?" tawar Revan yang menahan pintu.

Mauve memutar bola matanya. Kalau bukan karena akan belajar kelompok dengan Bimo, Mauve enggan diperbudak Revan. Dia terpaksa mengiyakan agar Bimo dan yang lain memujinya karena sudah bisa memahami tugas yang akan dikerjakan. Jadi Bimo dan yang lain akan mengajaknya belajar bersama terus.

Mauve pun bergegas ke dapur mencari mie instan. Walaupun mudah membuatnya tetap saja dia malas. Seharusnya waktu untuk membuat mie bisa untuk rebahan sambil melihat-lihat social media.

"Sayang, ada telepon," seru Revan menyerahkan ponsel Mauve yang tengah memindahkan mie yang sudah matang ke piring.

"Dari siapa?" tanya Mauve cuek, sembari menerima ponselnya.

Seketika matanya melotot melihat nama di layar dan sudah terangkat. Ingin sekali dia mengumpat keras pada kembarannya yang menahan tawa di depannya. Mauve yang kesal melempar sutil di tangan ke arah Revan yang memasang wajah puas mengerjainya. Pantas aja Revan memanggil dengan sebutan menjijikkan.

"Halo," sapa Mauve.

"Halo. Lo lagi sibuk?" tanya Milo.

"Nggak. Kenapa?"

"Niatnya mau ngajakin ke rumah Bimo bareng. Tapi kayaknya lo udah ada yang nganter."

"Oh, boleh. Boleh banget. Beneran Lolo mau nyamperin gue dulu?"

"Iya, tapi nggak jadi."

"Kok nggak jadi?" Mauve melotot pada Revan yang diam-diam mengambil piring berisi pizza mie.

"Lo minta anter pacar lo aja."

"Gue nggak punya pacar. Kan Lolo calon pacar gue." Mauve menjauh dari Revan yang menyantap pizza mie di meja makan. Di dekat Revan emosinya tak bisa stabil.

Tak ada suara Mauve sampai menjauhkan ponsel dan melihat layarnya. Masih tersambung tapi Milo diam saja. Mauve masuk ke kamar dan menguncinya takut tiba-tiba Revan mengganggu.

"Halo, Lolo."

"Ya."

"Jadi mau nyamperin gue dulu, kan?"

"Kalau lo punya pacar jangan deketin gue seolah-olah lo suka sama gue."

"Gue emang suka sama Lolo. Gue nggak punya pacar. Tadi itu cuma temen, emang suka usil. Beneran deh," ucap Mauve sembari menahan senyuman lalu menggigit telinga boneka karena gemas dengan Milo.

"Lo lagi di mana? Emang belum pulang?"

"Gue...... udah, ini udah mau pulang. Tadi mampir ketemu temen di mini market deket rumah," ucap Mauve asal. Dia ingat ada mini market dekat perempatan menuju rumahnya.

Taken SlowlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang