Prolog

1.1K 126 51
                                    

Seorang pemuda berjalan dengan membawa beberapa tangkai bunga lili putih di tangan kanan, sedangkan yang satunya sebuah buku bersampul biru muda dengan tebal kurang lebih tiga ratus halaman. Dia berhenti sebentar, menatap sepatu hitam bermotif stroberi yang dikenakan sudah mulai menginjak rumput basah pagi itu.

“Aku datang,” ucapnya lalu kembali menggerakkan tungkai.

Pemuda tinggi hampir seratus delapan puluh lima sentimeter itu tersenyum ketika yang ingin ditemui semakin dekat. Namun, pancaran netra kecilnya tampak redup, bersamaan dengan hilangnya lubang kecil pada pipi putih agak gembil tersebut.

Dia berhenti, jongkok lalu meletakkan bunga dan buku ke sebelah nisan yang ada di depannya kini. Si pemilik rambut hitam di sana mengembuskan napas panjang usai menengadah, menatap langit pagi yang masih belum disinari matahari.

“Hai, gimana kabar kamu? Semua udah terpenuhi seperti yang kamu mau. Kisah manis dengan akhir yang enggak sama.” Pemuda di sana diam lagi, menumpu lengan ke lutut lalu menyembunyikan wajah sebentar.

Saat sudah kembali mengangkat kepala, dia berkata, "Aku harap kamu di sini." Sangat pelan sambil menatap nama yang ada di nisan makam.

.
.
.
Halo gaes jadi ini cerita baru yang aku ikutkan lomba sampe 1 Oktober nanti, aku harap kalian suka ini, dan jangan lupa untuk vote, share dan komennya manteman, calangeo gaes emmmmuahh😗♥️

Ineffable [Terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang