EVANESCENT : 04🥀

128 18 84
                                    

| WELCOME TO LAVENDERWRITERS SEASON 08 |

| EVANESCENT © KELOMPOK 02 |

| CREATED BY : Naraifah_ |

| JUMAT, 30 JULI 2021 |

H A P P Y  R E A D I N G

✨✨✨

“Apasih si Mami, ngehukumnya gini amat. Mending dihukum guru kalo gini caranya.”

“Si Papi juga, ikutan maen sita-sitaan Hp sama Laptop lagi.”

“Adeuh pegel banget ini tangan.”

Afra Delia Mahdalena, gadis itu sedari tadi terus mendumel sambil mengelap kaca jendela rumahnya satu-persatu.
Setelah pulang diantar oleh Satria tadi, Afra langsung di seret oleh Ratih menuju ke ruang tamu. Dan disanalah awal mula penderitaan Afra dimulai.

Gadis itu medapatkan omelan dari Ratih dan Ego yang entah kenapa selalu pulang lebih awal akhir-akhir ini. Terhitung, selama 20 menit afra hanya duduk dengan telinga memerah mendengarkan petuah dari orang tuanya. Ia tak bisa membantah atau mengelak bahkan kabur saat itu, karena jaminannya adalah Home Scholling.

Berlebihan terdengarnya bukan? Namun sejauh ini ancaman Home Schooling ini sajalah yang dapat berpengaruh pada gadis bandel itu.

Setelah 20 menit memanaskan telinganya dengan mendengar nasehat dari Ratih dan Ego, kini Afra harus membersihkan seluruh jendela dirumahnya yang tidak bisa dikatakan kecil. Terhitung terdapat kurang lebih 11 jendela dirumahnya, itupun jendela yang memiliki panjang yang lumayan tinggi, hingga mengharuskan Afra terus menengadahlan kepalanya, dan alhasil lehernya juga menjadi korban.

Kali ini Afra tidak bisa kabur dari hukumannya, karena Ego menyita Hp dan Laptopnya yang hanya akan dikembalikan ketika Afra selesai menjalani hukumannya.
Afra menghentikan kegiatan mengelap jendelanya, ia memutuskan untuk membaringkan tubuhnya di lantai yang dingin untuk sedikit mengistrahatkan sekaligus mendinginkan tubuhnya yang sudah berkeringat.

Matanya ia tutup untuk menghindari silaiuan lampu yang menyorot matanya. Namun, baru saja menutup matanya, ia langsung terduduk kala ia mengingat sesuatu.

Dengan cepat, gadis itu berlari menuju ke kamarnya dengan mengabaikan teriakan Ratih yang menyuruhnya untuk tidak berlari.
Dengan gerakan cepat, gadis itu membuka kamarnya dan langsung menyambar salah satu sling bag-nya.

“Masih ada,” ucap Afra girang sesaat setelah mengeluarkan kartu ATM milik Ratih dari sling bag-nya.

Tadi, sedetik setelah ia menutup matanya, ia tiba-tiba teringat dengan kartu ATM sang Mami yang diberikan kemarin untuk membeli Hp barunya. Namun, karena malamnya sang Papi tidak mengijinkannya keluar, dan memberikan Hp barunya di pagi hari.
Otomatis, uang yang ada di ATM itu masih cukup untuk bisa membeli Hp baru bukan?
Bukan Afra namanya kalo tidak menemukan jalan ditengah kesulit. Begitu pikirnya.
Afra menyimpan kembali Kartu itu ditempat semula, lalu langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Gadis itu berniat untuk membeli Hp dan Laptop baru dengan uang Ratih, daripada harus menjalankan hukumannya untuk bisa mendapatkan Hp dan Lapotop yang disita oleh Ego.

EVANESCENT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang