💜 LavenderWriters Project Season 08
||Kelompok 02||
#Tema; Ghosting
Ketua : Hanifah
Wakil : Dini & Lintang
🎬🎬🎬
Berawal dari kisah cinta yang tak menyenangkan, ditinggalkan dan di campakkan. Gadis itu berubah menjadi sosok gadis yang bebas dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
H A P P Y R E A D I N G
✨✨✨
"Meskipun kita mata-matain 'mereka', tapi nggak seharusnya kita sampai begini kan?" pernyataan polos namun benar itu lolos begitu saja dari mulut Ravel.
Paula memutar mata malas," nggak papa dong, biar totalitas." Ucap Paula masih dengan semangatnya yang membara.
Minggu pagi, Paula dan sang pacar memulai aksinya. Seperti kata Ravel, "permainan detektif," mereka akan mencari bukti bahwa tersangka: Delon, adalah cowok yang tidak baik bagi Afra dan menghianati Afra. Ya.. meskipun...
"Tapi By,.. aku nggak suka jadi bapak-bapak. Kumisnya terlalu melengkung kayak tumbuhan paku. Ini nggak cocok..," keluh Ravel kepada Paula. Sesekali mata kedua orang itu melirik pojokan kafe yang biasa di tempati Delon and the geng, mengintip dari balik buku menu.
"Cocok kok, cocok." Kata Paula seolah memberi supoort.
"Nggak cocok by, apalagi sama penampilan kamu. Jatuhnya kamu kayak Tante-tante girang yang suka deketin om-om klo sama aku,"
Tidak bisa dipungkiri, dibandingkan Ravel, Paula sangat berbeda jauh penampilannya, sangat feminim. Jadi yang dikatakan oleh Ravel itu memang benar.
"CK. Udah tau dalam keadaan kepepet gini malah minta di keluarin!" Keluh Paula lebih ke dirinya sendiri.
"Kamu kenapa?"
"Mau ke toilet, mau pipis. Kamu tunggu sebentar ya," tanpa ba-bi-bu, Paula langsung ngacir ke kamar mandi.
Sementara Ravel, dia masih memperhatikan Delon dkk dari kejauhan di balik buku menu. Delon dan teman-temannya terlihat tertawa sesekali. Meskipun tak tahu berbicara apa karna tempatnya terlalu jauh dan terhalang kaca transparan, jadi hanya bisa mengamati saja.
Tak lama setelah itu, seorang cewek berambut panjang terurai datang ke wilayah tersebut. Bajunya berwarna merah maroon dan sangat ketat.
Selain itu, bajunya terlihat seperti kekurangan bahan. Barang kali, diambil dari penjahitnya padahal itu baju belum siap.
"Loh? Cewek?" Ravel bergumam, sedikit terkejut. Tangannya refleks mengambil handphone nya yang berada di saku dan langsung menyalakan kamera.
Tak ada suara, namun dari ekspresi dan gerakan tangan si cewek, dia sangat marah dan hampir menangis.
