love.

460 150 93
                                    

Sorak sorai terdengar begitu meriah, langit penuh dengan layangan berbagai macam bentuk dan warna yang terbang tinggi menghiasi langit sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorak sorai terdengar begitu meriah, langit penuh dengan layangan berbagai macam bentuk dan warna yang terbang tinggi menghiasi langit sore.

Pameran layangan yang berlangsung sesuai rencana itu membuat kedua insan yang tadinya bertengkar seperti anak kecil kini menjadi bersorak bagai lupa pertengkaran aneh mereka.

"Layang-layang Upin itu kece banget! Masa bisa ngalahin banyak layang-layang," ucap nya semangat.

Laki laki disamping nya menoleh lalu menggeleng, "enggak! Yang bagus itu yang layang layang bentuk amor itu!" Elak nya kemudian mengarahkan kepala gadis disampingnya menuju layang layang Amor.

Menepis sebal tangan lelaki yang kurang ajar nya memainkan kepala nya. Kemudian ikut menatap layangan Amor tersebut.

"Upin lebih keren tau!"

Lelaki itu menggeleng tak terima, "mana ada! Lihat si Upin udah mulai oleng kayak orang mabuk!" Menunjuk si Upin yang memang benar sudah mulai aneh.

Berdecak kesal kemudian duduk di rerumputan diikuti sang teman yang menyebalkan tadi, "gimana kalau taruhan?"

"Apalagi?"

"Kok kelihatan pasrah banget?" Tanya nya laki laki yang tingginya kira kira 180cm atau bahkan lebih. Lelaki tinggi itu hendak tertawa tapi dia juga heran dengan 'teman' nya yang pasrah sekali.

"Kalau debat terus gue menang, Lo bakalan teriak kayak hewan peliharaan lo!" Jawab nya sarkas dengan tatapan sinis.

Mengangkat alis nya tak percaya, lelaki itu baru saja sadar dirinya suka begitu, padahal dirinya itu kalem, kata mama nya saat baru lahir.

Melihat tersebut, gadis manis tadi kembali berdecak, "cepet apa? Taruhan yang menang beliin makanan peliharaan lo? Yang menang mandiin peliharaan lo? Tidak akan. Lo kira gue buka jasa mandiin hewan peliharaan apa, Yan?" Tanya nya fakta.

Abian namanya, lelaki tinggi dengan rambut pendek yang baru saja dipotong dari rambut panjang nya. Mungkin lebih suka dipanggil Bian. Tapi kalau didepan nya yang memanggil, Bian tak mau.

Bian mengerut tak terima, "Bamiru! Panggil Bian gue potong rambut lo!" Ancam nya dengan kelemahan temannya.

Yang diancam melotot dengan segera memegang rambut nya, "jangan macam macam!"

"Semacam doang,"

"Apa?"

"Potong rambut lo."

Enigma, Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang