19.

108 84 30
                                    

Setelah lima belas menit selesai live tadi, kelima serangkai itu meninggalkan ruangan mereka, mereka berlima berjalan menuju kantin dengan berbagai jokes yang membuat Bintang tak bisa berhenti untuk tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah lima belas menit selesai live tadi, kelima serangkai itu meninggalkan ruangan mereka, mereka berlima berjalan menuju kantin dengan berbagai jokes yang membuat Bintang tak bisa berhenti untuk tertawa.

Dengan usulan Bintang kemarin, ke kantin saat perusaahan ingin tutup karena mencari harga murah untuk menghemat uang Abian. Bintang kasian sama Abian, tapi sedikit saja, sih.

Sesampainya di kantin perusahaan, mereka berlima duduk di dekat penjual coffe, karena sudah malam jadi mereka memutuskan untuk meminum secangkir kopi.

Hanya kantin yang terang, lampu kantin belum mati sekarang padahal hampir semua ruangan di perusahaan ini sudah gelap gulita. Hanya karena Tubatu datang dan lampu tak jadi dimatikan.

"Jadi Abian?" Tanya Daniel mengganti topik. Ia mengaduk aduk Americano nya melalui sedotan dengan mata melirik ke Abian.

Bintang dan Tama ikut memusatkan pandangan nya pada Abian, meminta jawaban.

"Abi kenapa?" Tanya Kai heran. Melirik Abian dan Daniel bergantian.

Dug!

"Aduh!" Kai mengusap usap bahunya yang ditabok oleh Abian keras, inilah salah satu hukuman jika menyebut Abian dengan 'Abi'.

"Mama, masa Abi mukul, Kai?" Adu Kai merengek pada Tama dengan pandangan memelas.

"Gue pukul mau?" Ancam Tama, tangan nya mengepal di udara dengan tatapan sangarnya.

Kai menggeleng takut, ia menyatukan kedua tangan nya seolah memohon maaf.

"Sama gue mana maaf nya?" Pinta Abian.

Kai tak merespon apapun, ia menghiraukan Abian bagai angin lalu, kemudian menyeruput coffe latte dingin nya melalui sedotan.

Dug!

"Aduh!" Dan terjadi lagi. Abian menabok kepala Kai karena kesal.

Kai menoleh cepat, memicingkan mata mengancam Abian, "gue pukul mau?"

"Halah copas!" Seru Abian.

Berkacak pinggang dengan kepala dinaikan, menatap Abian remeh menambah kesan menjengkelkan. Tetapi hal itu sukses membuat Bintang tergelak dengan aksi Kai.

"Mau gue sembelih Toto lo?"

"Berani kok ngancem?"

"Daripada beraninya dikit?"

"Kapan?"

"Lo nggak berani nolak apa yang penggemar lo mau? Malah dipikirin sampai stress," cibir Kai lalu berdecih.

"Seperti pemeran antagonis lo, Kai!" ujar Daniel, sedari tadi hanya menjadi penonton pasif drama Kai dan Abian.

Kai menyengir bak cengiran kuda, lalu kembali menurunkan kepala agar tak berkesan angkuh, kembali menyeruput coffe latte nya.

Enigma, Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang