23.

132 91 128
                                    

Tadi yang katanya ingin makan nasi goreng kini berubah pikiran menjadi makan cord dog dipinggir jalan, duduk di kursi taman dekat jualan makanan tersebut dengan sepeda berada disamping mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadi yang katanya ingin makan nasi goreng kini berubah pikiran menjadi makan cord dog dipinggir jalan, duduk di kursi taman dekat jualan makanan tersebut dengan sepeda berada disamping mereka berdua.

Bian menyematkan sebuah kecupan di pipi sang kekasih yang menggembung lucu akibat terlalu bersemangat memakan corn dog nya. Bian terkekeh gemas setelahnya.

Yang dikecup mematung terdiam mencerna apa yang dilakukan dengan cepat oleh Abian. Memang terkesan alay atau bagaimana tapi ya begitulah Ciya.

"Makannya biasa aja dong! Nggak akan ada yang ngambil juga kali," ucap Bian.

"Tapi biasanya lo kalau udah habis duluan selalu aja minta punya gue! Kali ini mau jadi pelit!" Jawab Ciya, pipinya masih menggembung dan mulutnya sibuk mengunyah.

Abian tersenyum sembari mengangguk, "tiap hari juga pelit. Makannya yang biasa aja!"

"Gue bukan lo makannya kayak mesin blender, ya!" Sungut Ciya.

Pemuda itu, Bian, tergelak dengan ucapan Ciya. "Rrrrrrr~ blender, rrrrrr~" Abian menirukan suara mesin blender lalu tertawa lagi.

Mendengar tiruan suara blender seperti blender rusak tersebut mampu membuat Ciya ikut tergelak, "aneh lu!"

"Aneh tapi ketawa. Aneh lu!"

"Eh, Bam! Mau nanya dong, gue mau nanya ini tapi lupa mulu," ucap Ciya membenarkan duduknya.

Abian berdehem.

Ciya menyeruput teh poci nya sebentar untuk melancarkan tegukan nya pada makanan tadi, kemudian mulai bertanya, "kata lo kita udah ketemu dari SD, 'kan?"

Kembali berdehem.

"Nah, yang bikin bingung itu kenapa gue nggak pernah ketemu lo? Apa lo bohong?" Tanya Ciya.

Memang benar, Ciya tak tahu akan kisah SD Abian yang mengenalnya lebih dahulu. Abian juga dari dulu tak mau bercerita dan Ciya sendiri juga selalu lupa hal itu.

Abian menelan makanannya sebelum menjawab, "gini, pada zaman dahulu, hidup lah seekor Ciya dan seorang Bamiru-"

"Lo kira gue hewan? Yang bener Bamiru!"

Abian menyengir lebar, "hehe. Gini, dulu itu kan lo dirundung dan hal itu bikin lo trauma, right? Nah, bokap gue selalu was was tentang hidup sekolah gue, nama baik gue dan yang paling penting nama baik dia. Jadi, gue udah tau lo dari kelas lima dimana gue ketemu lo yang lagi dirundung di dekat gudang pas pulsek-"

Enigma, Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang