38.

33 4 6
                                    

Sepeda Abian menghampiri Ciya yang baru saja keluar dari pekarangan rumah nya menyeret sepeda biru kesayangan gadis yang menggunakan baju biru tua tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepeda Abian menghampiri Ciya yang baru saja keluar dari pekarangan rumah nya menyeret sepeda biru kesayangan gadis yang menggunakan baju biru tua tersebut.

Mengayuh sepeda nya lebih keras. Sesampainya di samping sepeda Ciya Abian duduk memperhatikan kekasihnya membenarkan sepedanya.

"Kok keringetan? Habis dari mana lo? Memanjat tebing, 'kah? Naik gunung? Ke bandara lari?"

Ciya mendongak selanjutnya atensi nya kembali pada sepeda. "Tadi siap siap pakai kekuatan super kilat, jadi ya gitu."

"Kok bisa?"

Ditepuknya lutut yang terbalut celana jeans nya untuk membersihkan pasir yang tertinggal sambil menjawab, "tadi itu sama sekali enggak pegang hp, Bam. Terus sampai pas makan di kantin pulang sekolah baru ingat buka hp, gue cek ternyata chat lo ada mana ngajak nya tiga puluh menit lagi, ya udah pakai kekuatan super aja gue."

"Sini deh!" Ajak Abian menarik pergelangan tangan Ciya. Pelakunya ikut berdiri dengan tangan yang sibuk merogoh saku belakang celana nya mencari sapu tangan.

"Tumben banget bawa sapu tangan," heran nya mengerutkan kening.

Bian mengangkat sedikit sapu tangannya.  "Dikasih sama kesayangan gue."

"Gue?" Ciya menunjuk dirinya sendiri lalu menggeleng. "Nggak pernah gue kasih lo sapu tangan, tuh."

Bola mata cokelatnya melirik langit langit sambil dikerucutkan nya bibir tipis lembut tersebut sebelum mencibir Ciya, "seorang Ciya mau beliin gue barang diatas dua puluh ribu? Itu adalah keajaiban dunia, Bray!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bola mata cokelatnya melirik langit langit sambil dikerucutkan nya bibir tipis lembut tersebut sebelum mencibir Ciya, "seorang Ciya mau beliin gue barang diatas dua puluh ribu? Itu adalah keajaiban dunia, Bray!"

"Lebih baik ditabung biar bisa beli makanan Tolo."

"Ya makanya gue udah hapal banget." Bian membuka lipatan sapu tangan tadi mulai mengarahkannya ke area wajah Ciya.

"Terus dari siapa?" Tanya Ciya menahan pergelangan tangan Bian.

"Dari penggemar."

"Masa? Kesayangan lo siapa aja, sih?"

"Mama, Abian's, Toto. Itu aja. Maaf kalau salah." Abian pamerkan cengiran menjengkelkan untuk Ciya.

Enigma, Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang