34.

40 6 7
                                    

Memati hidupkan saklar lampu meja belajar Abian karena kurang kerjaan, Ciya hanya bosan mendengarkan teman teman Bian yang berdiskusi untuk menyelesaikan masalah hari ini namun akhirnya mereka jadi adu mulut lalu tertawa. Betapa bosan nya Ciya ketika hanya menjadi penonton mereka.

"Eh serius dong! Udah mau malem ini, ada series yang hari ini tayang episode terakhir dan bentar lagi mulai!" Bintang menengahi adu mulut Abian dan Daniel tentang Toto apakah punya saudara atau tidak.

Abian menegakkan tubuhnya, menoleh kebelakang untuk memeriksa Ciya, ternyata gadis itu tengah dilanda kebosanan, Abian mengambil handphone nya untuk memberi pesan kepada Ciya mengajak nya duduk disebelahnya. Namun balasan Ciya justru menimbulkan senyum lebar.

"Ciya, Abian selingkuh!" Adu Bintang berteriak menunjuk Abian yang senyum lebar depan handphone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ciya, Abian selingkuh!" Adu Bintang berteriak menunjuk Abian yang senyum lebar depan handphone.

Bian melempar handphone nya pada Bintang sambil merengut sebal, "tuh baca!"

Bintang menuruti nya, ia membaca pesan Abian dan Ciya kemudian mengembalikkan nya pada Bian, "kalau mau pamer, tolong jangan ke gue."

"Yang pamer siapa! Orang ngasih tahu kebenaran nya!" Suara Abian melengking.

Ciya menghampiri Abian kemudian duduk disamping nya, "jadi gimana?" Tanya nya memandang satu satu anak tubatu.

Daniel berdehem, akhirnya acara inti terlaksanakan juga, dari tadi harus menahan sabar ke Abian karena takut mulutnya yang ketularan Bintang ini lemes terus malah bikin Abian badmood. Daniel membuka suara, "Lo turutin apa mau Arlang deh, Yan."

"Papa, please!" Potong Ciya.

"Niel, pake bahasa yang sopan sama yang tua. Ntar lo kena serang mama tiri Toto lagi," peringat Abian.

"Tapi bukan papa gue?"

"Ya udah, om aja."

"Lo turutin apa mau om deh, Yan."

"Om mau aku nurutin apa, ya?" Ejek Abian kemudian mengulum bibirnya menahan tawa.

Daniel menarik nafas dalam-dalam mencoba bersabar, "Lo turutin apa mau om Arlang deh, Yan. Ter—" Daniel berdecak sebal, "Jangan dipotong!" Peringat nya pada Bintang, "Lo turutin dia dan dia bakalan ngurangin paksaan buat lo, untuk skandal hari ini dia bisa ngakalin hal yang dia sudah rencana kan sebelum melakukan itu, terus kalau bisa juga lo kalau ketemu Om Arlang, tanya kenapa ngebet banget pengen lo keluar, biar jelas aja."

Bian mengangguk-angguk paham, kemudian bangkit dan berjalan menuju lemari cemilan, mengambil nya 6pcs lalu diberikannya dua dua pada ketiga teman teman nya, "ini hadiah nya, pulang, gih."

Enigma, Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang