42.

29 4 9
                                    


"Udah dibilangin, bebal, sih!" Daniel menoyor kepala Bintang dengan segala kelelahan nya pada laki laki jangkung berstatus sahabatnya itu.

Abian dari tadi tertawa saja, ia juga sudah memberikan Bintang petunjuk untuk berjaga jaga, tapi Bintang ya Bintang si pemuda pejuang cinta nya dulu. Di samping Kai yang menikmati pemandangan Bintang di omeli Tama dan juga Daniel. Sangat menyenangkan!

Bintang merengut sebal, ia sedang patah hati kenapa malah diberikan banyak ucapan mampus pada dirinya. Padahal niatnya ingin mencari hiburan ketika malam tadi menerima berita buruk baginya. Tepat setelah Abian klarifikasi Arin ikut klarifikasi tentang hubungan nya yang dua bulan backstreet, dan ingin bertunangan. Bintang menyerah.

Malam tadi keempat temannya seolah teman yang baik, memberikan semangat untuk patah hatinya malam tadi. Tapi paginya para angel tadi sudah berubah menjadi devil menertawakan Bintang tentang kejadian kemarin yang menimpa Bintang. Belum terlaksana niatnya tapi realita lebih dahulu menyadarkan Bintang.

"Ini lo emang hari ini banget mau nembak kak Arin?" Tanya Bian membuka suara. Lelah juga dari tadi tertawa kesurupan.

Bintang mengangguk lemah, tubuh nya bersender pada tembok dengan lesu.

"Makanya gue udah bilang jangan main main lagi! Lo pertama ketemu setelah putus, 'kan udah tau kalau kak Arin udah punya cowok! Kenapa masih bebal?" Belum puas memarahi Bintang, Daniel masih menyidang pemuda itu.

Bintang menarik nafas. "Itu dua bulan lalu! Gue kira mereka udah selesai, Dan. Gue kira mereka putus."

"Oke? Tapi lo ada nanya sama kak Arin nya?" Daniel berjongkok menyamakan posisi nya dengan Bintang. Sorot tajam nya hanya tertuju pada Bintang.

Daniel bukan aneh atau terlalu ikut campur. Ia hanya tidak suka salah satu sahabatnya terluka secara fisik maupun batinnya. Daniel menganggap mereka berlima adalah adiknya sendiri. Walau kelakuan seperti setan.

Bintang tak bergeming sedikitpun, yang artinya bintang tak melakukan itu. Terlalu sibuk merayu Arin untuk kembali bersama hingga lupa apakah sudah mempunyai kekasih.

"Emang lo ketularan Abian, Bin!" Tama yang dari tadi bersedekap dada menyandar pada dinding yang dingin membuka suara.

"Ganteng nya?" Sahut Abian, jemarinya masih lincah memainkan handphone nya entah mencari sesuatu.

"Bego nya!" Itu Kai.

"Gue ini peringkat satu, loh?" Ucap nya tak terima.

"Iya maaf juara kelas," jawab Kai menunduk sekilas sambil tersenyum mengejek.

"Gue enggak bego?" Bintang menatap kesal Daniel yang seenak jidat nya bicara jika dirinya bego.

"Lo iya."

Remember how I used to be

Lirik lagu tadi terpotong saat Abian menpause nya, melirik sebentar Bintang yang masih menatap tak suka pada Daniel.

Everybody, clap your hands
If you've got a broken heart

Lagi lagi tawa Abian kembali menggema di kamar Bintang, diikuti tawa melengking dari Kai yang paham apa yang dimaksud Abian kali ini.

Sedangkan yang disindir lirikan sinis dilayangkan untuk Bian, tapi lirik lagu magic tadi seperti sihir, Bintang bertepuk tangan walaupun pelan mengundang tawa keempat sahabatnya.

"Anjing! Bian inget ya, kalau lo patah hati gue ejek ejek sampai mampus!" Ancam Bintang dengan senyum miringnya.

"Takut!" Wajah nya dibuat seolah ketakutan dan membuat Bintang semakin jengkel dibuatnya.

Enigma, Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang