Chapter 36 .

2 2 0
                                    

Matahari terbit menyinari disela ketiduran Hyun bin , membuka mata perlahan , menegakkan otot ²nya lalu beranjak kebawah . Disana tidak ada Jimin yang menunggunya , kemungkinan sang calon suaminya itu sedang membuatkannya sarapan .

Menutupi pintu kamar , ia membalikan tubuhnya ia tersentak kecil ketika calon suaminya itu sudah dibelakangnya dengan senyuman yang amat membuatnya pingsan .

" Sudah bangun ? "

" Sudah "

" Aku sudah membuat sarapan ? Kau makan ya "

" Ini baru saja ingin turun "

" Benarkah ? Kalau begitu " Jimin memberhentikan ucapannya , ia menggendong tubuh Hyun bin . Sontak Hyun bin terkejut dengan apa yang dilakukan calon suaminya itu . " Yak?! Turunkan aku " kesal Hyun bin menepuk kasar dada bidang Jimin .

" Kau akan turun saat dimeja makan "

" Tapi aku baik-baik saja . Kenapa harus digendong ? "

Sambil berjalan menutuni anak tangga Jimin tidak membalas ucapan Hyun bin .
" Jawab " kesal Hyun bin .

" Sudah berapa kali aku katakan . Kau itu sedang hamil dan aku takut jika kau turun nanti kau terpeleset dan jatuh "

" Kau ini ? Aisss " Hyun bin berdecak kesal , ia sungguh kesal dengan sikap posesif calon suaminya itu . " Lebih baik aku tidak hamil dari pada harus dilakukan seperti ini " batinnya .
Sampainya mereka dimeja makan , Jimin menduduki tubuh Hyun bin pelan .

" Hati² harus hati² " Jimin mewaspadai dirinya agar untuk berhati-hati agar ia benar-benar tidak membuat calon buah hati dan sang ibunya kenapa-kenapa . Hyun bin yang kesal sekali dengan sikap sang calon suami hanya menghela nafas .
Setelah menduduki Hyun bin Jimin beralih menyiapkan makanan yang terlihat sangat sehat .

" Kau harus banyak makan . Agar bayinya sehat selalu dirahimmu "
Hyun bin hanya diam , menatap Jimin yang sedang menyiapkan makanan untuk dirinya .

" Aku mau kau ikat rambutmu " dengan tiba Hyun bin berbicara seperti itu . Sontak Jimin berhenti melakukan aktivitas nya dan menatap calon istri . " Maksudmu ? "

" Aku mau kau mengikat rambutmu "

" Rambutku ? Kenapa harus mengikatnya ? "

" Aku hanya mau , cepat lakukan "

" Kau ini apa²an ? Aku tidak mau " tolak Jimin mentah² .

" Ayolah Jim "

" Untuk apa ? "

" Aku hanya mau melihatnya "

" Kau ini aneh sekali "

" Ayolah Jim lakukan saja . Mungkin saja aku sedang mengidam "

" Mengidam ? Itu apa ? "

" Aiss ayo lakukan saja " Hyun bin bangkit mendekati Jimin dan menarik Jimin .

" Aku mau dibawa kemana ? "

" Naik keatas ambil ikat rambutku disana "

" Untuk apa ? "

" Aku mau mengikat rambutmu . Ayo cepat " Hyun bin mendorong tubuh Jimin untuk segera naik menggambil ikat rambutnya .
Jimin hanya menghela nafas ." Iya³ tunggu sebentar , duduk . Aku akan mengambilnya " tintah Jimin dan dipatuhi oleh Hyun bin .

Tidak lama menunggu akhirnya Jimin turun dengan membawa satu ikat rambut milik Hyun bin . " Ini kan ? " Menyodorkan .
Hyun bin mengganguk dan menggambil ikat rambutnya dari telapak tangan calon suaminya .

" Sini duduk " ajak Hyun bin .

Jimin hanya pasrah . " Dimana ? "

" Dilantai sini " menujukan lantai disamping kursi Dimana Hyun bin duduk .

" Disitu ? Kau gila ? Memangnya aku anak kucing " dengus Jimin diakhir kalimat .

" Bukan itu maksudku . Kau itu tinggi bagaimana aku bisa mengikat rambutmu . Ayo cepat "

" Iya " Jimin hanya pasrah dan duduk disamping lantai .

Tidak lamanya .

Hyun bin selesai dengan mengikat rambut Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyun bin selesai dengan mengikat rambut Jimin . Hyun bin bertepuk tangan seperti anak kecil . " Gemes ih , ayah gemes ya dek ? " Hyun bin berbicara sambil mengelus perut datarnya dan tersenyum bahagia .
Jimin hanya pasrah mengikuti apa kemauan calon istri dan sang buah hati .
Hyun bin yang melihat Jimin cemberut membuatnya semakin gemas . " Jangan cemberut gitu , kan yang minta dedek bayinya bukan aku"

Jimin menghembuskan nafasnya panjang . Jimin mendekat kan dirinya keperut Hyun bin yang masih datang dan mengelusnya . " Dedek ?! Jangan gitu juga sama ayah , gak kasian gitu ?"
Hyun bin tersenyum , ia menahan ketawanya . Jimin mendongakkan kepalanya menatap Hyun bin . " Kau menahan ketawa ? Yak?! Tidak lucu " dengus Jimin kesal .

" Gemes ih " Hyun bin mencubit pipi Jimin .

" Udah apa belum ? "

" Seharian ya pakai ini , aku mau liat "

" Seharian ? Tidak mau , jika Taehyung main kerumah dan melihatku seperti ini bagaimana ? Habis aku diketawa "

" Ya tidak papa , apanya yang harus diketawa ? Itu menggemaskan "

" Seterahmu saja . Sekarang makan "
Hyun bin mengganguk pelan . Jimin bangkit dan kembali kekursinya kembali .

~~~

Taehyung sedang berjalan-jalan diluar kerajaan . Saat berjalan ia melihat seorang wanita tua sedang duduk , seperti menahan rasa sakit .
Sontak Taehyung berlari menemui wanita itu .
Taehyung menduduki tubuhnya sejajar dengan wanita itu .

" Bibi baik² saja ? "
Wanita itu menoleh . " Putra mahkota" dengan cepat wanita tua itu bangkit , namun ditahan Taehyung .

" Bibi sedang sakit . Duduklah "
Wanita tua itu mengikuti apa yang Taehyung ucapkan padanya .

" Sedang apa bibi duduk disini ? Bibi sedang sakit , tempat tinggal bibi dimana ? "

" Bi..bibi dikeluarkan dari pekerjaan bibi dan bibi tidak memilik tempat tinggal selain dikerajaan " dengan suara khas sudah tua .

" Ma..maksud bibi ? Bibi adalah selir bekerja dikerajaan kami ? "

Bersambung....

Jangan lupa comen ,
Vote ,
Follow akun aku biar bisa baca ceritaku yang lainnya ,
Typo skip aja ,
Pokoknya vote banyak² sampai jumpa besok yerobun 💜💜💜💜🤗👋

Dewa merpati merah [ END ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang