WORKERS 🔞

4 Sak Semen

...

Untuk pengerjaan ayah meminta bantuan paman, beliau bukan arsitek tapi beliau sangat ahli dalam bidang ini dan beliau jugalah yang memberi ayah ide membuka usaha toko bahan bangunan sehingga bisa berkembang seperti sekarang.

Sepulang sekolah aku melihat beberapa kuli bangunan yang mulai membongkar kamarku dan sebagian area dapur, bagian belakang sudah tertanam batu-batu untuk pondasi.

"Ayah, kamarku juga di renov ya?" tanyaku karena setauku kamarku tidak termasuk

"Eh sudah pulang nak, iya nanggung lah mending sekalian biar kamu ada suasana baru kan.." jawab ayahku yang masih merapikan bon nota, "Barang-barang kamu tadi sudah dimasukin ke kardus tuh di gudang depan" lanjut ayahku samil menunjuk kardus-kardus besar, "Jadi sementara kamu tidur di kamar tamu depan" pungkas ayahku

"Okay Yah, eh tp baju-baju Ricky gimana?"

"Beres bossku, udah di kamar depan semua" sambil mengelus kepalaku

Entah kenapa aku gatel aja kalau nggak ada kerjaan, mau ngusilin Jamal tapi aku masih takut dengan peristiwa itu hmm.. Eh itu di dapur ada mba' Dian hihihi.. kagetin aaah..

"DOOOOOR"

"EH DOOOR EH DOORR KONTOL EH KONTOL EEEEEEEH! Hiiiih Mas Ricky kebiasaan deh ah"

Aku cuma bisa ngakak guling-guling kalo udah ngagetin Mba' Dian yang bahasa latahnya sopan sekali kata-katanya hahaha..

"Daripada usil disini nih bawain minuman ini kasih ke mas-mas yang kerja di belakang" sambil naruh nampan beserta isinya di tanganku

"SIAP BOOSSSS" teriakku

"SIAP EH SIAP ITIL EEEH ITIL"

Sambil ketawa kutinggalkan dapur dan menuju belakang, kulihat kuli-kuli pegawai paman yang sedang mengerjakan sesuai jobdesc masing-masing, ada yang ngaduk semen, ada yang ngayak pasir, ada yang ngelihatin aku eh.. iya lho kok dia ngelihatain aku sih.

Kuletakkan cerek berisi air berwarna oranye itu di atas tumpukan batu bata, "Diminum dulu mas" dan serempak mereka bilang terima kasih.

...