9 Sak Semen

13.1K 285 0
                                    

...

"Aaah mas sakiiiiit" hanya itu yang bisa keluar dari mulutku, sebelum akhirnya kurasakan kontol mas Nurdin pelan tapi pasti sudah maju mundur di pantatku. Dia terus melakukan gerakan itu bahkan makin lama genjotannya semakin kencang.

"Aduh kamu tuh sexy, mas nggak kuat nahannya, dari dulu pengen ngentotin kamu Ky" katanya sambil terus mengenjotku. Aah nyeri

Rasa geli dan sakit masih bercampur dan bergantian memberikan rasa di pangkal pahaku, "Mas udah, pantatku panas" kataku sambil memejakan mata

"Duh tahan sebentar lagi, jadi cowo jangan cengeng, ini enak Ky" sambil mendekapku dari belakang Nurdin semakin dalam menusuk-nusuk pantatku, satu tangannya dengan sukarela mengocok kontolku.

Rasa panas dan nyeri semakin lama makin pudar dan hanya gelenyar nikmat yang aku rasakan, sampai akhirnya Nurdin mendekapku erat dan mengghentak dalam, "Ahh.. ahh.. Anjing keluar" teriaknya tertahan dan mendesah pelan.

Kurasakan cairan hangat menyembur dan mengaliri lubang pantatku. Nurdin tak langsung mencabut kontolnya, dia masih betah bersarang di hangatnya jepitanku, menikmati sisa-sisa orgasmenya. Kemudian Nurdin mengocok-ngocok kontolku, sambil sesekali menancapkan lebih dalam lagi kontolnya.

Akhirnya akupun tak ada kuasa untuk menahannya lebih lama setelah cairan bening yang terus menerus keluar, akupun kemudian mengejang hebat seiring dengan cairan kental menyemprot keluat dari ujung kontolku membasahi sprei kasurku.

Perlahan kurasakan kontol Nurdin melemas dan dengan sendirinya keluar dari pantatku. Kedua matanya kulihat semakin memerah, aku tahu itu akibat pengaruh minuman. Aku hanya berbaring mengatur nafas ketika Nurdin bergerak turun ke karpet lantai kamarku dan meringkuk, dia terlelap.

Kulihat DVD masih berputar, adegan erotis di televisi masih berlangsung dengan liarnya, tapi aku baru saja selesai melakukan hal liar dalam hidupku dan aku sudah tak berminat untuk menontonnya, segera kuambil remot dan kumatikan. Kulihat Nurdin sekali lagi berharap dia bangun dan tidur di sebelahku dan memelukku, ingin kubangunkan tapi kuurungkan niatku dan hingga pagi hari dia tetap tidur di karpet.

Saat bangun, mas Nurdin bertingkah aneh dan dia keliatan diam sekali seperti orang kebingungan. Tak ambil pusing akupun mandi dan membeli sarapan untuk kami berdua. Tapi ketika makan bersama dia bahkan sepertinya menatapkupun enggan, "Maaf buat semalam Ky, aku khilaf" akhirnya dia berbicara

Aku hanya diam tak merespon karena akupun bingung apakah semalam itu sebuah kesalahan? Buatku itu bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Sejak itu dia lebih banyak menghindariku dan hanya berbicara seperlunya seolah-olah hanya sebatas majikan dan pekerja saja. Akupun mencoba bersikap biasa saja berusaha tidak membebani pikiranku sendiri, aku cuek sajalah, kenapa kesannya seperti aku yang salah orang sama-sama enak.

...

WORKERS 🔞Where stories live. Discover now