21 Sak Semen

9.3K 235 2
                                    

...

"Ojo ah Din, isin aku" katanya yang aku tau artinya dia nggak mau karena malu dan lihatlah dia masih memegangi celana kolornya yang masih ditarik-tarik ama Nurdin.

"Mas liat donk, nanti aku emutin deh" duh mulutku kadang emang suka nggak kefilter asal jeplak. Kulihat yang namanya No itu diam kaget sambil melihatku, kayaknya nggak percaya sama apa yang baru dia danger.

"Duh Paino tuh rejeki jangan di tolak" dengan sekali hentak mrosotlah itu celana dan anyiiiiiing kaget aku, itu kontol beneran kayak teh botol. Mas Jamal dan teman satunya cuma senyum tertawa kecil dan ikutan pamer kontol juga.

Pengaruh film bokep dan minuman keras yang mereka teguk memang luar biasa, mereka menjadi sedikit kehilangan kesadaran dan semakin liar. "Buka dong pengen liat kontol cina kayak apa" dengan sedikit memaksa Paino menarik membuka celanaku.

Mungkin awalnya dia hanya ingin melihat penisku tapi saat celana pendekku telah turun selutut dan melihat penisku yang belom sunat mengacung putih mungil mereka sepertinya telah dirasuki birahi. Aku tersenyum menang ketika tangan Paino sudah mulai travelling di pahaku dan teman Paino sekarang sudah melepas celanaku, "Asu putih banget yo wong cino, silite abang mesti iki" katanya.

Mas Nurdin dan Jamal hanya tersenyum pura-pura tak peduli, mereka membiarkan teman-temannya menjelajahi tubuhku dan mereka kulirik saling mengocok kontol masing-masing.

Kejadian ini sungguh membawaku ke awang-awang. Paino dia merangkulku menciumi dadaku, leherku dan bibirku sangat rakus, aku suka sekali ketika disela-sela ciuman dia menyempatkan meludahi mulutku dan segera kukecap nikmat.

Pasrah ketika akhirnya mereka membopongku kedalam kamar setelah seluruh pakaianku mereka lucuti meninggalkan Jamal dan Nurdin di ruang televisi saling mengenakkan. Di dalam kamar jujur aku sedikit kewalahan menghadapi Paino yang sekarang sudah di selangkanganku menjilati lubang pantaku, berkecipak, panas.

"Gantian No selak pengen ndang ngowok-owok silite cino aku iki" temen Paino yang ternyata bernama Joko sekarang menggantikan Paino menyedot-nyedot silitku dan aku segera disuguhi kontol teh botol Paino yang dengan lahapnya kuemutin kesepong, "Uasuuu uenak'e peliku diemut wong cino cok" racaunya

"Seger tenan silitmu Le, tak leboni peliku gelem ora?" Joko memujiku dan aku mengangguh pasrah. "Heh asu aku disik Jok, awas ojo mbok kenthu silite" Paino minta duluan, mimpi apa aku semalem dapet rejeki dientot dua kuli gini.

...

Episode terakhir akan aku selesaikan secepatnya, kasih support biar semangat yaaaak.. Vote dan Comment kalau gak paham bahasa jawa hehehe..

WORKERS 🔞Where stories live. Discover now