[Peringatan keras]
⚠️ Cerita ini dapat di percepat update-an'nya, apabila para readers rajin VOTE, dan berkomentar.
⚠️ Cerita ini tidak dapat membuat kalian memiliki ilmu hitam jadi, (aman untuk di baca. baik dari kalangan bocil, maupun tante-tante].[ HOROR, COMEDY, ROMANCE ]
Duduk manis, seduh kopi, bakar rumah tetangga, baru nyender di pojokan~
________
"Lo berdua harus tau sesuatu, sebagai kakak yang baik, gue wajib memberitahu ini kepada kalian berdua" ucap Rara.
Sebenarnya Rere maupun Riri tidak memanggil Rara dengan sebutan kakak, karna menurut mereka, mereka hanya berbeda 5 menit saja masing-masing. Jadi untuk apa memanggil kakak? Lagipula mereka satu sekolah, satu kelas bahkan satu genk pula. Ya, genk yang tidak jelas arahan'nya, dan itupun Rara yang buat-buat.
Sikap Rara dan Riri tak jauh beda, sama-sama pecicilan. Berbeda dengan Rere yang bersikap sedingin es batu.
"Alah paling juga kamu cerita tentang pak Fajar" tebak Riri.
"Ck! Bukan. Plis deh, jangan ingetin gue sama dia dulu, nanti kaki gue ini suka gatel pengen samperin dia ke ruangan'nya"
Riri memutar bola matanya malas. Dasar saudara kandung yang menyebalkan, pikirnya soal Rara.
"Jadi apa?" tanya Riri.
"Riri, Rere, lo berdua harus berhati-hati karna semalem ada pocong di rumah kita. Ih serem kan? Gue sampe pingsan di dalem bathtub"
"Kenapa harus di dalem bathtub? Kenapa gak sekalian di dalem kloset?"
"Ri, gue serius. Lo kan sama kaya gue bisa liat makhluk abstrak---"
"ASTRAL, RARA!!" koreksi Riri sebelum Rara melanjutkan ucapannya lebih jauh lagi. Karna semakin jauh, semakin tidak nyambung.
"Ya itu pokoknya, jadi lo berdua harus bantuin gue usir pocong-pocong itu. Mereka katanya dari----dari apa ya, dari komunitas gitu, tapi gue lupa, namanya apa ya? Sad---sad---"
"Sad ending? Sad girl?" tebak Riri konyol.
"Ck! Bukan. Entahlah gue lupa. Pokoknya lo berdua harus hati-hati"
"Kaya lirik lagu Rita Sugiarto aja yang begini ni, BERANGKATLAH SAYANG, HATI-HATI DI JALAN... DOAKU SERTAKAN MOHON KEPADA TUHAN.."
Sungguh Rara benar-benar malas bicara dengan adik-adiknya ini. Yang satu sedikit tidak waras, satunya lagi dingin sekali dan irit bicara.
Menyesal rasanya terlahir bersamaan dengan manusia-manusia tidak sefrekuensi dengannya ini. Ingin rasanya Rara merencakan penculikan pada adik-adiknya, lalu membuang mereka ke sungai Amazon di Amerika Serikat. Tapi, Rara tidak punya ongkos untuk pergi kesana.
Ngomong-ngomong nenek kakek mereka sudah ke surga, alias meninggal dunia. Pemberitahuan ini sangat penting untuk para readers, agar tidak lagi kalian menanyakan mana Agnes dan Kevin.
Kembali pada topik cerita,
Rere rasa pembicaraan Rara ini tidak sama sekali menarik, ia memilih mendengarkan music lewat earphone yang ia pasang di telinga'nya.
"AAAAAAA MAS FAJAR...."
Sial, meskipun sedang mendengar lagu lewat earphone, tetap saja suara berisik Rara terdengar menggema di telinga Rere..
Tidak bisakah sehari saja gadis satu itu kalem?
"Dasar centil. Baru liat pak Fajar aja langsung tereak-tereak kaya penggemar berat Ariel Noah!" kesal Riri.
Baru saja mengejek kakak'nya, saat melihat Sulthan si senior tampan di sekolah, Riri langsung berdiri tegap, dan berlarian hendak menghampiri Sulthan.
Kini Rere merasa lega, pada akhirnya kedua monster berbahaya itu hilang mengejar cinta'nya masing-masing.
Ia bisa lebih tenang sekarang!
Di saat sedang kane-kane'nya menyeruput es capucino favorite-nya, tiba-tiba seseorang mengambil minumannya.
"Eh-------KAMU? NGAPAIN SIH? BALIKIN GAK?" kesal Rere saat melihat wajah tanpa rasa bersalah yang kini langsung duduk di sampingnya.
Pluk!
Es milik Rere, yang Rere beli susah payah mengantri, belum lagi kakinya pegal-pegal, dengan jahat'nya di buang begitu saja oleh pria tidak tahu malu di hadapannya ini?
Gila! Ya, sebutan itulah yang pantas untuk pria bernama Sagara itu.
"Kenapa?"
"Apa sih mau kamu?"
"Gue mau kasih lo peringatan"
"Soal apa?"
"Soal lo yang berani-beraninya dorong adik gue sampe masuk tong sampah!"
Rere manahan tawa'nya mati-matian, jika di ingat-ingat soal Cindy selaku adik'nya Sagara ini, itu sangat lucu sekali.
Ya, siapa suruh Cindy berani memulai pertempuran lebih dulu. Jika sudah berurusan dengan Rere, jangan salahkan jika badan'nya patah-patah akibat balasannya.
"Kenapa ketawa? Lucu?"
"Lucu banget"
"Lo kalau bukan cewek, udah gue tonjok muka lo!"
"Mau nonjok? Nih tonjok aja!" tantang Rere menatap Sagara serius dengan sedikit wajah yang ia dekatkan.
Sial, cantik bener kalau dari deket gini - ucap Sagara membatin.
"Gue peringatin sama lo, jangan ganggu adik gue. Jangan mentang-mentang lo cewek, gue gak bisa lakuin apa-apa!"
"Gak kebalik?"
"Maksud lo?"
"Adik kamu yang cari gara-gara duluan. Tapi yaudahlah ya, orang-orang rese kaya kalian emang keras kepala dan pengen menang sendiri!" Tegasnya lalu setelah itu meninggalkan area kantin.
Sagara masih membeku di tempat. Bisa-bisanya gadis seperti Rere mampu membuatnya diam seribu bahasa saat wajahnya begitu dekat dengannya.
Tanpa di sadari Sagara tersenyum tipis mengingat wajah cantik Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAD GHOST 6 ✓
HorrorBRAK!! Rara terjuntai sampai bokongnya menabrak mesin cuci, ia terkedjoed sekaligus terheran-heran melihat wujud yang ada di hadapannya. Siapa ketiga manusia, ups salah maksudnya makhluk halus di hadapannya ini? "Selamat malam" ucap mereka bersamaan...