BRAKKK!!
Riri tak sengaja menabrak Daniel, ia berlarian karna di kejar oleh hantu dari kalangan sad ghost.
Bisa'nya rame-ramean, payah. Kata Riri sih begitu dalam hatinya. Ia sudah berusaha agar berani, tapi malah dirinya yang di serbu seperti peran maling dalam sinetron.
"Ma-maaf, gak sengaja" ucap Riri menunduk takut.
Daniel mengangkat dagu Riri agar gadis itu berani menatapnya, "Bocah!" ucapnya tajam, lalu setelah itu ia melangkah pergi.
"Daniel kalau dari deket ganteng banget masa," gumamnya setelah Daniel menghilang dari hadapannya.
"HEI BERHENTI, KATANYA KAMU BERANI SAMA KITA. AYO LAWAN KITA!" teriak Cipa yang lebih cepat menaikan kecepatan ngesot'nya.
"SERANGGGG DIAAAA!!" teriak Ajeng heboh sekali.
"Lo berdua mau tawuran apa mau nakut-nakutin si bocil itu doang si?" tanya Suketi pada Cipa dan Ajeng.
"Mau tawuran, udah lama kita gak tawuran" jawab Cipa asal.
"Emang lo dulu pernah tawuran? Jangankan tawuran, denger suara kucing berantem aja lo lari-larian ketakutan"
Cipa cemberut kesal. Suketi ini memang paling tahu aib'nya, maklum dulu mereka bersahabat dekat sekali daripada yang lainnya, bahkan sering tuker-tuker baju.
Riri masih berlarian melewati koridor sekolah yang sudah sepi, karna murid lainnya sudah bubaran.
Saat melihat bak sampah besar, ia mempunyai ide bersembunyi di dalam'nya.
Buru-buru Riri masuk ke bak sampah.
BUK!
Ia berhasil masuk, dan diam di dalam bak sampah sambil menutup mulutnya rapat-rapat agar tak bersuara.
Semoga aja ke-empat hantu itu gak kejar-kejar Riri lagi. -ucapnya membantin.
Ke-empat hantu itu bingung mencari Riri kemana, mereka hanya hantu, bukan kuchieng yang bisa mencari targetnya hanya dengan endusan saja.
"Dia udah pulang kali yak" ucap Suketi.
"Cepet banget lari'nya bocah" sahut Sintia.
Karna tak menemukan jejak Riri, maka mereka segera menghilang pergi.
Padahal niat mereka mengejar Riri hanya untuk menakut-nakuti agar Riri menyerah dan mau menolong mereka.
Di rasa mereka sudah menghilang, Riri keluar dari bak sampah.
"Hufh lega. Tapi bau apa ya ini?" gumamnya sambil mengendus mencium aroma tubuhnya sendiri.
Hoekkk.
"ISH BAU SAMPAHHHH! RIRI PIKIR ITU BAK MANDI, TERNYATA BAK SAMPAH" teriaknya histeris.
Tak tahan dengan bau'nya, Riri berlarian hendak menuju mobil untuk segera pergi dan pulang ke rumah.
Sesampainya di dalam mobil, Rara dan Rere menutup hidung mereka akibat tidak kuat dengan aroma tubuh saudara-nya itu.
"Bau banget lo, abis main comberan? Udah nunggu lama, eh malah asik-asikan main comberan, jorok banget si lo!" kesal Rara.
"Ih Riri gak ma---"
BRAKK!
Rara mendorong Riri keluar, lalu menutup pintu mobil dan meminta pak Wawan selaku supir pribadinya untuk segera melajukan mobilnya.
"DADAH! LO BALIK SENDIRI YA, ABIS GUE GAK MAU TERTULAR VIRUS-VIRUS COMBERAN!"
Rara memang kakak yang baik, patut di acungkan jari tengah!🖕
"Ra, kasian tau Riri" ucap Rere tak tega.
"Biarin aja sih, suruh siapa tu bocah main comberan"
"Kalau main comberan pasti badannya basah"
"Terus main apa dong, sampe bau gitu? Main petak umpet?"
"Kayanya dia abis korek-korek sampah"
"Jorok emang adek lo tuh!"
"Adik kamu juga"
***
Riri menangis sepanjang jalan, ia sudah seperti orang gila yang sejak dari celingukan takut-takut ada yang menjambret atau mau berniat jahat padanya.
BRUMMM!!
BRUMMM!!
Suara motor dari seseorang itu berhenti di hadapan Riri.
Si pengendara membuka helm'nya, lalu turun dari motor dan menghampiri Riri.
"Da-Daniel? Ka-kamu.."
"Naik!"
"Hah? Naik ke mana?"
"Motor"
"Motor siapa?"
"GUE!" geram Daniel.
Tak ada pilihan lain, pada akhirnya Riri di antar oleh ketua kelas menyebalkannya itu.
Memang terlihat aneh, padahal Daniel sangat kesal pada gadis itu, tapi melihatnya berjalan sendirian sambil menangis malah membuat Daniel merasa iba.
Bukannya mengantar Riri ke rumah, Daniel malah membawa Riri ke apartemen'nya.
"Eh kok kesin--"
"Bawel!"
Riri hanya mengekori Daniel saja dari belakang.
Daniel membuka pintu apartemen'nya, lalu kemudian dengan ragu Riri ikut masuk.
"Duduk situ" unjuknya pada sofa panjang yang berhadapan dengan TV.
Riri menurut.
Tak lama Daniel kembali membawakan handuk dan baju, "Bersihin badan lo, dan nanti pake baju ini"
Sebenarnya Riri ingin bertanya, baju siapa yang Daniel berikan, namun belum sempat bertanya, Daniel sudah mengatakan bahwa....
"Itu daster pembokat gue"
Mata Riri melotot tak terima! Enak saja, gadis secantik dirinya malah di suruh memakai daster bekas pembantunya? Sial. Ini sih namanya pencemaran nama bahik!
"Emang Riri emak-emak apa, di suruh pake daster! mana daster bekas pembantu kamu, eyuhhh" melihat bentukannya saja, Riri geli sekali.
"Yauda bentar, gue cari yang lain"
Daniel mengacak lagi lemari besar yang ada di kamarnya, ia mencari baju yang cocok untuk gadis gila yang ia bawa ke apartemen'nya ini.
"Sial! Adanya cangcut sama BH bekas si Anggel disini. Terus pake baju apaan tu bocah ya"
Setelah Daniel pikir-pikir, ia akhirnya rela menyerahkan boxer spongbob beserta kaos miliknya untuk Riri pakai.
"Nih!" Daniel melempar pakaian itu pada Riri.
"Ish inikan baju cowok, dan... Hah? Yang bener aja Riri pake boxer?"
"Banyak bacot. Cepet sana mandi, ganti baju."
"Ta-tapi BH Riri.."
Buset ni bocah berani amat ngomong BH depan gue?
"Gak usah pake kutang, gue kaga napsu!"
Riri mendelik sebal, dasar pria super kaku dan galak, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAD GHOST 6 ✓
HorrorBRAK!! Rara terjuntai sampai bokongnya menabrak mesin cuci, ia terkedjoed sekaligus terheran-heran melihat wujud yang ada di hadapannya. Siapa ketiga manusia, ups salah maksudnya makhluk halus di hadapannya ini? "Selamat malam" ucap mereka bersamaan...