01. Sibling

1.1K 95 20
                                    

Disclaimer : cerita ini hanya fiksi dan gak ada sangkut paut dengan orang yang berkaitan. Idol K-Pop hanya sebagai visualisasi semata.

Abaikan kesalahan penulisan.

Happy Reading All

"Hmmm, kayaknya enak banget ma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hmmm, kayaknya enak banget ma." ungkapnya sembari mencium aroma masakan yang begitu lezat, buatan sang ibu.

Ibunya tersenyum melihat ekspresi putrinya yang kerap kali memuji masakannya.

"Enak-enak aja kata lo. Bantuin mama sana. Lo itu anak cewek, masa liatin sambil cengo gitu."

Kaneta Indy Ayuma. Gadis yang sudah menginjak kelas dua belas menengah atas itu, dengan secepat kilat mengambil bantal sofa dan melemparnya ke arah pria yang tengah sibuk bermain ponsel sembari mengoceh dirinya.

Tiga, dua, satu

"Yes, kena. Rasain." ucap Kaneta bangga karena bantal yang ia lempar tepat sasaran dan mengenai ponsel Panji hingga terjatuh di wajah pria itu.

"Bangsat! Apaan si lempar-lempar, dasar tomboy!" umpat Panji balik yang tak terima dirinya di lempar bantal, emosinya tak tertahan.

Kaneta bergerak ke arah sang ibu. "Ma, abang." dia menggerakkan apron milik sang ibu, tanda dia sedang mengadu.

"Abang, gak boleh gitu sama adeknya." teriakan ibu dari arah dapur berhasil menyelamatkan Kaneta, yah walaupun anaknya itu sudah remaja ia tetap saja membelanya.

Kaneta mengejek Panji dengan menjulurkan lidahnya, karena berhasil membuat pria itu bungkam hanya dengan cara mengadu.

Kaneta melihat pergerakan Panji yang tiba-tiba begitu mencurigakan, hingga masuk ke dalam kamarnya.

"Bang lo ngapain masuk kamar gua segala?" Teriaknya.

Namun Panji menghiraukannya, selang beberapa detik pria dengan senyuman manis itu, keluar dengan membawa satu buah buku di tangan kekarnya.

"Woi Net, liat." laki-laki itu mengangkat serta mengarahkan buku yang ia pegang ke sang empunya.

Pupil mata Keneta membesar, dan kaget melihat aksi Panji barusan. Ia melihat Panji sedang membuka lembaran buku diary nya, dan merasa takut jika sampai Panji membaca seluruh curhatannya di buku itu.

Sorotan mata Panji menoleh ke sang adik, senyuman Devil bisa Kaneta lihat.

Dengan hitungan,

Satu

Dua

Tiga

"BANG MAAFIN GUE, ISH JANGAN ROBEKIN ANJING! ITU HARTA TAHTA GUE."

Gadis itu menghampiri Panji dan akan segera merebut miliknya dari tangan kakaknya, namun nihil. Bisa Panji lihat raut wajah adiknya sudah memanas.

"Oke satu syarat." dia mengangkat jari telunjuknya.

Just Friends ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang