Sejak beberapa hari berteduh di rumah sakit. Kaneta sudah merasa nyaman, walaupun dirinya kerap kali menghubungi keluarganya tapi percuma, tak satupun dari mereka dapat di hubungi. Apakah benar-benar mereka telah meninggalkannya, kasihan sekali dirinya.
Dua sosok wanita, satu di atas brangkar dan satunya di pinggir dengan tautan kursi sembari menyuapi wanita paruh baya itu. Keduanya sesekali bercanda gurau, melihat kondisi bunda Farel yang kian membaik.
Akhir-akhir ini juga, Farel sudah rajin kesekolah. Yah, walaupun dirinya merasa sepi karena Kaneta belum kelar dari masa skorsing. Namun, ia berusaha sekuat mungkin agar tidak mengecewakan dua wanita yang sangat ia sayangi.
"Kamu gimana nak sekolahnya?"
"Ya gitu Bun."
"Farel sudah cerita sama bunda, kalau kamu di skorsing. Kamu jangan sedih ya, nanti cantiknya hilang." Kaneta tersenyum riang mendengar godaan bunda yang membuat kedua pipinya memerah.
"Bunda bisa aja."
"Ngomong-ngomong, katanya Farel kamu juga bakal kuliah di Prancis?"
Kaneta mengangguk, "Doain Bun."
"Pastinya dong sayang, bunda selalu doain kamu. Bunda juga berterima kasih karena sudah jagain bunda dan juga anak bunda Farel. Semoga kebaikan kamu di balas sama yang diatas ya nak."
"Ihh bunda malah banyak bicara jadinya lupa buat makan buburnya. Yuk di makan dulu, nih." Kaneta tersenyum di ikuti bunda, tangannya kembali terangkat menyuapi bunda.
Setidaknya masih ada orang baik yang mempercayai serta memberikannya kekuatan sekarang.
Tok tok tok
"Bunda, Neta. Farel abis dari cafe tadi. Dan Farel dapet kerjaan." Pemuda dengan seragam putih abu-abu itu berjalan dengan satu tangan yang memegang ranselnya. Ia melihat wajah ibunya yang sedang bahagia juga Kaneta yang tersenyum sangat manis.
Dia mengambil kursi dan ikut duduk di sebelah kanan bunda.
"Keren banget lo, udah kerja aja."
"Iya dong. Sekarang bunda bakal baik-baik aja, dan Farel bakal bantu buat biayai pengobatan bunda walaupun tanpa ayah."
"Eh Net, gue tadi di panggil sama Bu Ida di ruang kepsek katanya lo udah bisa masuk besok."
Kaneta meyakinkan apakah perkataan Farel benar adanya, "Serius?"
"Duarius Net."
Akhirnya kebahagian ini ia dapatkan. Sekarang ia masih bisa merasakan ujian terakhir di sekolah dan juga kelulusan bersama dengan teman-temannya.
* * *
"Ini bener tempatnya Rel?" Kaneta menatap gerbang yang menjulang sangat tinggi di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friends ✓
FanfictionTerjebak di zona FRIENDZONE. Persahabatan harmonis berujung duka?