28. surat

33 7 0
                                    

hi bestie pa kabar?
moga masih betah yah baca cerita ku🙆🏻‍♀️

Kalau ada typo tolong di ingatkan.

Tangan yang kosong ia kaitkan dengan tangan lembut wanita di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan yang kosong ia kaitkan dengan tangan lembut wanita di sebelahnya. Sangat erat. Pegangan yang bisa Kaneta rasakan membawanya untuk menyandarkan kepalanya di bahu Farel.

"Sekarang semuanya udah berakhir. Gue pengen selesain semuanya, Rel."

"Lo mau bantuin gue?"

Farel terdiam sejenak, kemudian mengeluarkan suaranya, "Pasti. Gue juga rela terluka demi, kamu."

"Kamu?" Mata hitam putih itu memicing menatap netra pemuda tampan di sebelahnya. Dia hanya merasa aneh jika mendengar Farel memanggilnya dengan sebutan 'Kamu'.

"Ya udah kalau ga nyaman, pake Lo gue aja."

Kaneta tersenyum masam dan menyenderkan kepalanya di bahu Farel.

Setelah menghabiskan beberapa jam di danau itu, hingga matahari sudah tampak. Kaneta sangat terlelap tertidur di bahu Farel, sedangkan pemuda itu tidak tidur sama sekali. Menjaga wanita di dekapannya ini adalah prioritasnya sekarang.

Pagi itu tak banyak orang yang berlalu, hingga akhirnya ia memilih membangunkan Kaneta.

"Kita ke rumah sakit dulu, Lo mau?"

Kaneta mengangguk setuju. Ia tahu pastinya, Farel akan mengajaknya untuk bertemu dengan bunda.

Sekitar sepuluh menit perjalanan dengan menggunakan busway, Farel dan Kaneta sampai. Koridor rumah sakit masih sangat sepi di pagi ini. Di sebelah pojok nampak ruangan yang terbuka, seketika Farel melotot, itu adalah ruangan bunda.

"Farel kamar inap bunda lo kok kebuka." Dengan langkah cepat, Kaneta mengikuti Farel yang hampir sampai di ruangan pojok itu.

Saat sampai betapa terkejutnya Kaneta maupun Farel melihat dua orang perawat yang tengah merapikan tempat tidur, dan tidak ada ibu Farel diatas brangkar itu.

"Sus, ibu saya di mana? Kok ga ada?"

Kedua perawat itu melihat kedatangan orang yang tak mereka kenali, "Maaf orang disini sudah di pindahkan di ruang VVIP bangsal Mawar nomor satu."

"Kok tiba-tiba bisa pindah sus? Kalau boleh tau siapa yang mindahin?"

"Tadi ada dua orang yang datang, mereka bilang adalah keluarganya jadi kami memindahkannya."

"Bodoh! Kalau kerja di liat-liat dulu, bener apa bukan itu keluarganya, kalau gini kan jadi repot."

Kaneta menenangkan Farel yang terbalut emosi. Wanita itu mengajaknya meminta maaf namun Farel malah mengabaikannya, pemuda keras kepala itu beranjak dari sana menuju ruang mawar.

"Farel, kok kamu gitu si? Mereka kan ga tau."

Farel berhenti melangkah, "Net, bunda. Gue takut bunda bakal kenapa-napa, sekarang gue bingung siapa yang berani-berani mindahin ibu gue."

Just Friends ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang