Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Sehat-sehat terus kalian✨
Happy Reading All
Semakin lama Kaneta berjalan, semakin letih dirinya. Dengan terik mentari siang hari membuatnya agak sedikit kelelahan, berjalan kaki ternyata membuatnya tidak begitu kuat. Namun ia tetap berusaha untuk sampai ke tempat tujuan hingga lupa bahwa Jeje pasti sedang bersekolah.
Dua mobil hitam serta putih Pajero sedang terparkir bebas di depan gerbang rumah besar milik Jeje. Di sinilah Kaneta berada. Ia bersembunyi di balik pohon untuk melihat aksi orang yang sedang turun dari mobil tersebut.
Tak lama, orang itu semakin jelas di pandangannya yang ternyata adalah Gea. Serta di sana juga ada si Abel?
"Bentar, Abel?" sautnya kebingungan, dan berusaha mengingat sosok Abel.
Oh! Dia mengingat Abel adalah sosok wanita yang pernah ia jumpai pada saat beberapa waktu belakangan ini. Waktu itu, ia tak sengaja melihatnya sedang di usik beberapa preman jalan, hingga akhirnya ia berhasil menyelamatkannya.
Netra Kaneta masih terus mengamati Gea serta Abel yang terlihat cukup akrab satu sama lain, batinnya bertanya-tanya, apakah mungkin Gea begitupun dengan Abel mempunyai hubungan? Ah, niatnya ingin masuk menemui Jeje sekarang terhalang.
"Sebentar, Gea. Abel. Eh– ngapain masuk ke rumah Jeje yah?" tiba-tiba Kaneta keringat dingin dan penasaran tentang, apa, kenapa, dan mengapa Gea dan Abel masuk kerumah Jeje. Sekali lagi, ia sangat penasaran.
Dengan sikap bodo amat serta kepo, Kaneta juga ikut berjalan masuk ke dalam rumah Jeje, namun melalui jalur lain. Yah, dia lewat pintu belakang yang sangat jarang orang lewati di rumah itu. Ia sudah tahu rumah Jeje seperti apa karena kerap kali Jeje membawanya untuk mampir walau sebentar, dan anehnya tiba-tiba ia berfikir mengapa pada saat itu ia tidak sadar kalau Farel kadang juga tinggal disana.
"Tolol. Gue kayaknya tolol banget." Umpatnya sembari melirik ke kanan-kiri untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya.
Ting!
Pesan masuk.
'Ngapain lo masuk rumah Jeje?'
Kaneta berhenti sebentar dan melihatnya melotot, "Lah bukannya dia udah block nomor gue? Kok ini malah ngirim pesan gak jelas lagi, akhhh brengsek. Awas aja kalau gue dapetin lo, gue bakal bonyokin sampai mampus." cakapnya melihat nomor orang asing itu, dan tak sengaja ada seseorang dari atas sana sedang menyaksikan gerak-geriknya. Ia tersenyum, aneh. Sangat aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friends ✓
FanficTerjebak di zona FRIENDZONE. Persahabatan harmonis berujung duka?