06. Kaneta's Savior

205 65 19
                                    

Hi, pa kabs?

Happy Reading
Vote dulu yuk sebelum baca, xixi...

Suasana pagi hari di tengah kota membuat kulit Farel tertusuk oleh dinginnya udara pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana pagi hari di tengah kota membuat kulit Farel tertusuk oleh dinginnya udara pagi. Jaket yang biasanya ia gunakan terlupakan untuk sesaat.

Dengan sikap bodoh amat, Farel masih terus melajukan motornya menuju rumah seseorang.

"Assalamualaikum." ungkapnya sembari memencet bel rumah milik Kaneta. Tangannya masih sibuk memencet bel, sampai akhir terlihat wanita paruh baya yang tengah membuka pintu untuknya.

Wanita itu nampak kebingungan, tak biasanya seorang anak laki-laki bisa datang sepagi ini kerumahnya. Ia juga tak tahu siapa pemuda tampan ini.

"Kanetanya ada Tante?"

Dari pertanyaan Farel, wanita paru bayah itu akhirnya paham. Berarti ini adalah pria yang akhir-akhir Kaneta ceritakan.

"Ada nak lagi sarapan dianya. Ngomong-ngomong, Farel bukan?"

Farel tersenyum tipis, membuat ibu luluh. Ia berfikir, kenapa ada anak setampan ini.

"Jangan senyum-senyum kayak gitu toh. Ayo buruan masuk aja, sambil sarapan juga." ajaknya dan tidak di tolak oleh Farel.

Keduanya kemudian berjalan masuk ke ruang makan. Di sana sudah ada Ayah, Panji, dan juga Kaneta yang tengah menyantap nasi goreng buatan ibu.

"Lihat siapa yang mama bawa?"

Pertanyaan Mama seketika membuyarkan ketiga orang dari aksi makannya. Kaneta terkejut bukan main melihat sosok Farel yang tengah di rangkul oleh ibunya. Begitupun Panji dan ayah sama terkejutnya.

Kursi kosong di dekat Kaneta tiba-tiba terisi oleh Farel. Keadaan masih sangat hening, ayah serta Panji masih terus menatap lekat Farel. Pemuda itu sangat tampan, sampai yang beda gender aja terkagum akan ketampanannya.

"Farel? Lo ngapain di sini?" Bisik Kaneta, walaupun ayah, ibu dan kakaknya masih bisa mendengarnya.

"Gue pengen ketemu sama mertua gue lah, kamu makannya yang banyak biar gemuk supaya gue bisa uyel-uyel pipi kamu."

Penampakan pagi hari dengan kedua insan ini membuat Panji, ayah dan ibu tersenyum-senyum salah tingkah.

"Farel ish, lo apa-apaan anjir. Lo jawab gue dulu, ngapain kesini pagi-lagi?"

"Aduh dek cinta tak selamanya indah dek." ungkap Panji memecah keheningan.

Ayah mendekati wajahnya dengan wajah Farel, "Kamu siapanya anak saya?"

Just Friends ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang