Maaf bisa up sekarang, soalnya lagi sibuk ngurusin masuk kuliah tahun ini.
Btw, makasih ya... yg udah nungguin cerita ini jg🤓❤️
Abaikan typo!
Happy Reading all
"Gak tau ternyata. Abang lo tuh si Panji, rebut tunangannya KREE asal lu tau."
Kaneta mengernyit kebingungan. "KREE siapa lagi... Please lepasin gue. Gue pengen pulang."
"Stttt."
"Lo harus nungguin, penyelamat Lo dateng dulu dong." Saat ini Devan tengah melipat kedua lengannya di dada, sembari menilik tatapan Kaneta yang sayup.
Dor
Brukkk
Tubuh Devan tergeletak di tanah, beberapa aliran darah keluar dari bagian perutnya. Bidikan pistol berhasil mengenai mangsanya. Jeje menambah peluru pistol yang ia genggam, jaga-jaga takutnya beberapa anggota KREE datang.
Mata Kaneta berbinar melihat dua pemuda yang ia kenali datang melepaskan dirinya. Dengan cepat Faldo berjalan kearahnya, ia melepas berbagi tali yang melekat di tubuh Kaneta.
"L-lo!" Saut Devan terbata-bata, dirinya sudah tumbang sekarang mulutnya dipenuhi oleh darah.
Tak sama sekali merasa kasihan, Faldo, Kaneta maupun Jeje meninggalkan Devan begitu saja. Ketiganya dengan cepat berjalan menuju luar, dan akhirnya berhasil.
Sebelum mengikuti kemana Farel membawa Kaneta, Jeje sempat mampir di rumah paman Reyhan untuk membantu memeriksa sidik jari dari orang yang sudah melempar pisau daging ke kamar Kaneta. Mengingat pamannya itu seorang ahli forensik.
Pemuda itu juga meminjam mobil dan tak lupa membawa berbagai macam senjata tajam.
"Jeje, gue takut kalau Farel, bakal bertindak lebih."
Posisi Jeje tengah berada di samping wanita itu, sedangkan Faldo sibuk mengendarai mobil. Pemuda itu hanya diam saja sembari memijat pelipisnya dengan tangan kirinya. Ia juga merasa pusing sekaligus lega karena berhasil keluar, tapi di satu sisi ia takut kalau tiba-tiba anggota KREE mengetahui dirinya dan Jeje tengah melukai anggota intinya yaitu si Devan.
"Neta, gue yakin habis ini. KREE bakal ngejar gue sama Jeje. Jadi gue mau lo diam di rumah om Reyhan untuk sementara waktu." Ucap Faldo, namun Kaneta menolaknya. Ia tak bisa meninggalkan rumahnya begitu saja, mengingat sebentar lagi Panji serta orangtuanya akan kembali.
"Jadi gimana dong? Kata Devan bang Panji rebut tunangannya KREE?"
"Eh Je, KREE itu siapa sih?"
"Sutttt, kamu diem dulu. Biar aku obatin luka-lukanya dulu, abis itu kamu boleh tanya-tanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friends ✓
FanfictionTerjebak di zona FRIENDZONE. Persahabatan harmonis berujung duka?