Sudah hampir dua minggu Chris tidak menunjukan batang hidungnya. Felix benar-benar berusaha untuk melupakan Chris sementara ini. Tugasnya semakin banyak dan menumpuk. Ia tidak mungkin terus-terusan menghabiskan waktunya untuk menunggu Chris.
Ini juga sudah seminggu semenjak kejadian Felix dimaki habis-habisan oleh Liam. Terima kasih untuk Andra dan Iqbal yang membantu menjelaskan keadaan Felix.
Yah, walau beberapa kali Liam masih mengeluhkan tentang keprofesionalan, ia sudah tidak memaki detektif berambut pirang itu lagi.
Sejak kejadian Andra menawarkan pertemanan padanya, Felix menjadi lebih dekat dengan Andra. Felix yang awalnya takut menjadi lebih percaya diri karena Andra sendiri yang membimbingnya.
Mereka berdua benar-benar sering terlihat berdua di kantor. Andra sih senang-senang saja, kan memang ia tertarik dengan Felix.
Tapi berbeda dengan Andra, terkadang Felix merasa risih karena banyak staff perempuan yang terang-terangan menyindirnya. Iqbal yang terkadang ikut mendengar juga tak segan untuk mengadu pada Andra dan berakhir dengan Andra yang memarahi para staff dengan alasan tidak profesional.
Dan disinilah Felix sekarang, di ruang rapat duduk manis di meja divisi pertama bersama orang-orang yang tidak ia kenal karena Andra sedang memimpin rapat.
Keadaan ruang rapat yang ramai membuat Felix sebal. Dirinya tidak suka keramaian. Lebih baik mencatat beberapa hal penting yang harus ia lakukan sambil menunggu beberapa divisi melaporkan hasil kerja mereka.
"Okay, cukup untuk laporan. Saya mau berbicara tentang kasus pembunuh berantai yang sedang ramai" Andra menutup kertas berisi laporan-laporan dari berbagai divisi dan mengambil kertas yang Felix berikan padanya pagi ini.
Felix merasa bangga tentu saja, ia berhasil merekap data-data kasus Pembunuhan berantai dalam waktu semalam saja.
"Kepoilisian meminta kita untuk bekerja sama dengan Departemen SK untuk menangani kasus pembunuhan berantai. Departemen yang pernah menangani kasus ini sudah menyerah karena bukti selalu kurang dan dikeluhkan lambat dalam penanganan"
Felix yang awalnya sama sekali tidak tertarik dengan rapat pagi untuk semua anggota akhirnya mulai membuka telinganya lebar-lebar. Ia bisa saja bertemu dengan Sagara dan Janu.
"Tugas kali ini ditangani Liam dan saya sendiri. Dan saya juga meminta Felix untuk jadi asisten kami" ucap Andra final, Felix bahkan sepertinya tidak bisa protes.
Oh tidak, tidak. Felix benar-benar menghindari Liam untuk sementara waktu dan Andra malah membuatnya harus bekerja sama dengan Liam?
"Selama saya menangani kasus ini, untuk sementara waktu, pembagian tugas akan dilakukan oleh Pak Wirya Utama dari divisi 5. Apakah ada yang mau memberi kritik atau saran?"
Andra menatap semua ketua divisi namun tidak ada satupun yang mengangkat tangannya "Baik kalau tidak ada saya tutup"
Setelah Andra mengucapkan salam, perlahan-lahan semua anggota mulai meninggalkan tempat rapat terkecuali Felix dan Liam.
Liam menghampiri Felix yang tengah merapikan laporan-laporan milik Andra. Felix menelan ludahnya dengan susah payah, astaga ia akan dimaki lagi.
"Gue harap lo ga mengecewakan ya Lix" Liam menepuk pundak Felix, mengajak Felix untuk duduk lebih dekat dengan Andra. "Gue juga minta maaf udah keterlaluan waktu itu"
Felix hanya membalas dengan senyuman karena sungguh, Felix takut dengan Liam.
Andra yang melihat kecanggungan diantara mereka berdua langsung berusaha mengambil alih pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
indigo « chanlix » ✓
FanfictionTentang seorang detektif bernama Felix Janardana yang selalu dibantu oleh Chris, teman dari dunia lain Felix. Read the tags before reading! tw; mention of blood, murders, psychopath behavior, traumatic past, a lil bit mature.