八 : break

386 83 16
                                    

Hari ini adalah kasus pertama yang akan ditangani Felix dengan salah satu senior yang cukup terkenal, Liam. Seharusnya Felix menangani kasus penculikan bersama Andra di daerah Jakarta Selatan, tetapi Liam meminta Felix untuk mendampinginya.

"Keren juga ya lo berani ngecat rambut gitu" Liam memainkan beberapa helai rambut Felix. "Pasti gara-gara lo berprestasi jadi Andra ga masalahin rambut pirang gini" 

Normalnya di dalam dunia detektif swasta memang banyak yang dibebaskan karena mereka lebih berfokus pada capaian. Tapi berbeda jika kita berbicara tentang dunia detektif negeri. Semua pekerja dituntut menjadi manusia yang sempurna dengan pencapaian yang tinggi.

Felix memilih untuk tidak menjawab, kepalanya sedikit pusing karena semalam ia tidak tidur. Dengan bodohnya ia menunggu Chris datang ke apartemennya untuk yang ke empat kalinya setelah hantu itu pergi meninggalkannya.

"Kak Felix, lo ga tidur semalem?" Iqbal menyela, takut-takut Liam malah membuat Felix emosi. Lalu mereka bertengkar disini kan tidak lucu? 

"Tidur kok bal"

"Duh, anak muda pinter banget bohong" Liam menyenggol lengan Felix. 

Felix hanya terkekeh, tidak mau terlihat terlalu cuek. Tapi kalau boleh jujur, Felix sedang dalam kondisi yang sangat buruk. Sudah hampir seminggu penuh Chris tidak menunjukan batang hidungnya dan jujur saja Felix sedikit merasa bersalah.

"Diputusin pacar ya?" Liam menghalangi jalan Felix. "Atau ditinggal pacar?" Liam mendesak Felix untuk menjawab.

Felix menghela nafas, menahan emosinya. Untungnya akal sehatnya masih bekerja dan menyadari kalau yang berdiri di sampingnya ini adalah salah satu detektif senior yang sangat terkenal.

Tapi, apa semua detektif senior berkelakuan menyebalkan seperti ini? 

"Udah kali kak, jangan digangguin" Iqbal mendorong Liam, mempersilahkan Felix untuk kembali berjalan ke arah tkp. "Mungkin kak Felix lagi badmood" 

Liam akhirnya memutuskan untuk menarik Iqbal mencari informan di sekitar tkp, meninggalkan Felix sendiri di belakang toko tempat mobil mereka diparkir. Menurutnya tidak ada gunanya mengajak Felix ke tkp karena pasti Felix hanya akan diam dan melamun.

Diam-diam Liam sedikit menyesal mengajak juniornya itu. Cemerlang apanya, yang Felix lakukan hanya melamun dan diam. Sama sekali tidak berguna.

Felix membuang nafasnya pasrah. Sudah semestinya Liam berlaku seperti ini karena ia bisa saja menghambat penyelidikan. Lebih baik diam disini saja dari pada malah mengganggu kinerja dan keberlangsungan penyelidikan.

Persetan dengan pekerjaannya. Felix tidak bisa berpikir jernih. Kepalanya penuh dengan kejadian empat hari lalu dimana ia dan Chris saling membentak dan memaki. Kembali menyesali kata-kata buruk yang keluar dari mulutnya.

Sejak pertama kali memutuskan untuk berteman dengan Chris, mereka sama sekali belum pernah bertengkar. Dan ini pertama kalinya Felix tidak bersama Chris dalam kurun waktu lebih dari dua hari.

Felix menyandarkan tubuhnya pada pintu mobil, menatap langit berwarna abu di atas kepalanya yang seakan-akan juga ikut tau apa yang ada di hati Felix. Chris banyak membantunya selama ini. Felix terdengar seperti kacang yang lupa kulitnya, terdengar sangat jahat. 

Tapi masalahnya, Felix sama sekali tidak tahu apa yang salah? 

Felix sudah menjelaskan alasannya tetap berangkat ke Jakarta adalah karena kedua orang tuanya memaksa Felix untuk menerima tawaran masuk di departemen negeri.

Felix juga sudah bilang bahwa ia tidak bisa menolak permintaan kedua orang tuanya, Chris bahkan mendengar suara ayah dan ibunya ketika Felix menelpon kedua orang tuanya.

indigo « chanlix » ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang