Tidak banyak yang Felix ingat tentang masa kecilnya. Bukan karena dia benar-benar tidak ingat, ia sendiri yang memilih melupakan semua ingatan buruk tentang masa kecilnya. Dua hal yang akan selalu Felix ingat adalah bagaimana kedua orang tuanya sangat menyayanginya dan satu lagi adalah hari dimana Felix bertemu dengan Chris.
Felix kecil adalah anak yang pintar. Ia diberkati dengan fisik yang kuat dan otak yang cerdas. Kedua orang tuanya juga sangat menyayanginya. Semuanya sempurna untuk anak seusianya.
Kekurangan Felix hanya satu. Dia tidak pandai mengekspresikan dirinya. Felix termasuk anak yang pendiam apalagi untuk di sekolah. Ayah dan ibunya selalu berpesan agar Felix selalu menolong orang lain yang kesulitan. Namun ketika Felix menolong orang lain, mereka malah menjauhi Felix?
"Jayden! Awas" Felix menarik lengan teman sekelasnya. Felix ingin menolong teman sebangkunya. Tangan hantu itu memeluk leher Jayden dengan erat. Felix takut temannya akan merasa sesak.
"Jangan tarik aku! Ini sudah tiga kali kamu menarikku hingga aku terjatuh!" Jayden menepis tangan Felix kasar.
"Aku hanya ingin menolong"
"Menolong apa, kamu memang suka mendorong! yang lain juga sampai jatuh! Lia, Ryuna, Yena, banyak yang menceritakannya padaku. Jangan ganggu aku lagi Felix, aku tidak mau berteman denganmu" Jayden menarik tas ranselnya kasar dan meninggalkan Felix.
Sejak saat itu, tidak ada yang mau duduk di sebelah Felix dan menemaninya. Tentu saja hal itu adalah masalah besar bagi anak berusia 9 tahun. Beberapa guru sering bertanya pada Felix, Felix juga sudah menjelaskan tapi tidak ada yang percaya.
Felix menceritakan semuanya pada orang tuanya. Awalnya orang tua Felix juga tidak tahu jika anak mereka adalah anak yang dapat melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh kebanyakan orang. Namun dengan cepat, mereka berdua dapat menerima keadaan Felix.
Beberapa kali Felix juga sempat memohon agar diijinkan untuk sekolah di rumah dari pada sekolah di sekolah swasta yang sama mahalnya dengan homeschooling, tapi ayah dan ibunya tidak mengijinkan dengan alasan bahwa Felix harus terbiasa bersama orang banyak.
Hingga suatu hari, Felix bertemu dengan adik kelasnya ketika ia ijin sebentar untuk pergi ke toilet sewaktu pelajaran berlangsung.
Laki-laki yang memakai pin bertuliskan angka 1 itu menangis degan keras di dekat uks. Felix sebenarnya tidak berniat menolong, toh anak itu pasti juga akan membencinya jika ia menolong. Jadi ia berjalan acuh melewati anak laki-laki yang sekarang duduk di lantai itu.
"Tolong Iqbal kak, Iqbal takut sekali. Tolong."
Felix berhenti melangkah, berbalik melihat anak yang menyebut dirinya sendiri dengan 'Iqbal' yang tengah menangis dengan keras. Di sebelahnya duduk seorang anak laki-laki pucat yang terlihat beberapa tahun lebih tua darinya.
Ah dia hantu.
Laki-laki di sebelah murid bernama Iqbal itu menarik-narik rambut Iqbal, menarik seragam anak itu, dan beberapa kali mencubiti Iqbal lalu tertawa iseng.
Felix menggeram kesal, ini bukan kali pertama Felix bertemu dengan hantu yang usil. Hanya saja, hantu ini punya kekuatan yang lumayan besar. Pasti dia hantu yang berpangkat karena bisa menyentuh manusia dan membuat manusia itu merasakan sentuhannya.
Ngomong-ngomong 'hantu berpangkat' adalah julukan yang Felix buat sendiri untuk hantu yang menurutnya sedikit berbahaya.
"Kakak tolong Iqbal" yang lebih muda menatapnya, meminta tolong.
Felix tersentak, Iqbal memandangnya dengan mata yang sudah bengkak dan memanggilnya dengan suara serak. Sudah berapa lama hantu berpangkat itu menjahili Iqbal pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
indigo « chanlix » ✓
FanficTentang seorang detektif bernama Felix Janardana yang selalu dibantu oleh Chris, teman dari dunia lain Felix. Read the tags before reading! tw; mention of blood, murders, psychopath behavior, traumatic past, a lil bit mature.