Chapter ini mengandung adegan dewasa, kekerasan fisik maupun verbal, pembunuhan, darah, dan penyiksaan. Dimohon kebijakannya dalam memilih bacaan.
Cavero Dirandra, lahir di kota kecil di Jawa Tengah. Hidupnya sungguh nyaman dan berkecukupan saat itu. Namun ketika ia menginjak sekolah dasar, ia terpaksa pindah ke Jakarta. Orang tuanya harus merantau kesana dan membanting tulang untuk menghidupi kedua anak mereka.
Dari situ, hidupnya berubah total.
Kehidupannya yang penuh dengan tawa, penuh dengan kebahagian akhirnya harus sirna karena ayah dan ibunya bangkrut.
Tawa digantikan dengan pukulan dan makian, kebahagiaan digantikan dengan ketakutan. Hal yang sama terjadi pada Dominic, kakak dari Andra.
Pintarnya Dominic, ia menjual nama Andra agar adik kecilnya lah yang terkena amukan orang tuanya.
Dominic tau, Andra adalah anak yang spesial karena bisa melihat hantu. Beberapa kali Dominic memergoki Andra yang mengobrol dengan angin kosong dan tertawa sendiri seperti orang gila.
Awalnya Dominic kira Andra memang gila, tapi tidak ketika Dominic melihat dengan mata kepalanya sendiri jika Andra digendong oleh sesuatu yang ia sendiri tidak bisa melihatnya.
Dengan senang Dominic mengadu pada ibunya, membiarkan ibunya melampiaskan kekesalannya pada Andra dan bukan padanya, paling tidak untuk hari ini saja.
Namun 'hari ini saja' berubah menjadi kebiasaan Dominic. Melaporkan jika Andra sering berbicara dengan hal tak kasat mata, Andra tidak punya teman, atau nilai matematikanya jelek, semuanya Dominic laporkan.
"Andra! Dasar anak tidak tahu diuntung! Kenapa kamu membuat Dominic susah! Jangan membuat ibu menyesal melahirkan anak cacat seperti kamu!"
Ayah, Ibu, dan Dominic tidak pernah tahu, jika kalimat itu berhasil membawa Andra menjadi seperti saat ini.
Perbuatan keluarganya mengubah pola pikirnya. Andra menganggap bahwa semua orang yang lebih tua akan berkuasa dan boleh melakukan hal semena-mena pada yang lebih muda.
Ketika Andra akhirnya lulus SMA, ia mendaftar untuk masuk di Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Kita semua sudah tahu sekarang, kenapa Andra memutuskan untuk menjadi guru.
Bukan untuk mendidik, tapi untuk membunuh.
Andra lebih senang ketika ternyata semesta memberikan ijin padanya untuk masuk lolos menjadi guru di salah satu sekolah dasar internasional pada tahun 2006.
Ia berhasil menggiring anak-anak tersebut dan membunuh mereka di sekolah. Matanya semakin berbinar ketika mendengar banyak anak Jepang yang akan mengunjungi sekolahnya.
Andra bisa dengan puas melukai dan membunuh mereka tanpa khawatir ketahuan oleh orang-orang di sekitarnya.
"Satoru, bisa ikut saya sebentar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
indigo « chanlix » ✓
FanfictionTentang seorang detektif bernama Felix Janardana yang selalu dibantu oleh Chris, teman dari dunia lain Felix. Read the tags before reading! tw; mention of blood, murders, psychopath behavior, traumatic past, a lil bit mature.