06. Yang Terabaikan

77 11 0
                                    

•••••

Selama lebih dari satu minggu terakhir, cowok mirip Kim Seokjin itu tahu emosional sahabatnya sedang tidak stabil. Membuat Rio mengambil keputusan untuk mengajak Kevin ke sebuah coffee shop, meninggalkan rutinitas di akhir pekan cuma untuk sebuah tongkrongan bersanding secangkir kopi.

Biasanya mereka selalu duduk bertiga bareng si Jessy. Tapi kali ini Jessy menolak ikut. Kalau bagi para cowok, korek hilang saat kumpul bareng teman itu wajar, tapi kali ini beda dan sangat tidak wajar ketika Jessy mendadak hilang dari tongkrongan cuma karena sebuah hubungan.

Rio tahu penyebab Kevin bad mood begini masalahnya ada di Jessy. Sudah seminggu pula, Rio tidak melihat gadis itu nemplok ke Kevin. Sebenarnya Rio memang ingin berdua dengan Kevin, cuma sekedar formalitas ketika dia basa-basi mengajak cewek itu, dan beruntungnya Jessy menolak habis-habisan.

"Your favorite coffee, Americano. Right?"

Cowok itu agak terperanjat mendapati secangkir Hot Americano yang di taruh asal dan kasar ke hadapannya. Rio yang tengah membawakan kopi itu memang tengah kesal dengannya karena terus melamun semenjak mereka tiba.

"Up to you." Sahut Kevin malas.

"Kep, gak usah galau cuma karena cewek. Di dunia ini masih banyak stok cewek yang lebih baik dari Jessy. Di tempat ini misalnya, lo lihat empat puluh lima derajat dari kita duduk ada circle tongkrongan berisi lima cewek cantik buat nyegerin mata, hati, sama pikiran lo." Jeda sebentar, Rio memberi kesempatan pada Kevin untuk mengikuti arah pandang kedua matanya.

"Gak tertarik." Jawab Kevin cepat dan langsung mengalihkan pandang karena terlalu malas memperhatikan para cewek yang sibuk dengan gadget masing-masing.

Di zaman sekarang, tidak banyak circle pertemanan yang merasa semakin seru tongkrongan maka semakin lupa jepret foto, boomerang dan update story. Realitanya, ada banyak orang pergi ke tempat tongkrongan cuma untuk ke aesthetic-an sebuah instastory, bukan untuk sebuah solidaritas.

"Lo punya masalah hidup apa sih, Kep? Sampe menggalau sebegitu parahnya." Tanyanya lagi ketika melihat Kevin cuma memperlihatkan reaksi yang tak berarti. Sebenarnya dia sudah lama tahu, cinta Kevin bertepuk sebelah tangan pada sahabat cewek satu-satunya itu.

Kevin yang di tanya begitu cuma bisa memutar bola mata malas dan mengembuskan napas terlihat lelah.

"Rio!"

"Hmm." Rio menyahut seadanya, tapi dia mulai membenarkan posisi duduknya menghadap si Kevin. Kalau Kevin sudah menyebut namanya itu berarti topik obrolan berubah menjadi serius. Sebuah tongkrongan memang kurang afdol tanpa adanya obrolan yang benar-benar mendalam.

"Lo pernah gak di paksa ngelakuin hal yang gak lo suka?"

Rio tidak langsung menjawab, jarinya di ketukkan di dagu beberapa kali pura-pura berpikir. Tiga detik kemudian dia menjawab, "Pernah."

"Terus?"

Rio sempat berdehem beberapa kali, "Kep, dalam hidup itu emang ada hal yang gak kita suka tapi kita harus terima. Pasti ada banyak plot twist di luar batas dugaan kita, banyak banget hal yang gak kita suka tapi ternyata Tuhan nyelipin hadiah indah setelahnya. Hari ini mungkin lo ngerasa sedih, kecewa, dan patah hati tapi siapa tau besok lo ketawa hebat."

Desember, hujan, dan lukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang