23: Him again
"Untuk semesta, mohon kerjasamanya malam ini. Uranus hanya ingin menikmati hari istimewanya dengan Neptunus yang sekarang telah mencuri rotasinya."_Arion Narendra
—KILLNG SOLLICITAT—
🐨🐨🐨Dara telah tiba di tempat yang Radar janjikan, dia ke tempat tersebut benar-benar dijemput oleh supir taksi suruhan Radar dan di sinilah dia sekarang. Berdiri menatap indahnya pemandangan di depan sana dengan lampu warna-warni memenuhi tatapannya. Dara tersenyum tipis menatap bianglala yang berputar, gadis itu berkeliling mencari wahana yang bisa dia mainkan bersama Radar nanti.
Kemudian, Dara duduk di dekat stand gulali sambil menunggu Radar. Senyum tipis di bibirnya adalah bukti nyata kalau dia sangat bahagia malam ini. Sekarang dia mulai gugup membayangkan wajah Radar yang tersenyum tengil.
Sementara itu, dikediaman Rantara seorang cowok dengan setelan pakaian santainya terus saja menata rambut sembari berjalan menuruni tangga. Bibirnya mengerucut bersiul dan sesekali melakukan free style.
"Mau ke mana lagi lo? Kerjanya keluyuran mulu."
Radar menoleh, tepat di akhir anak tangga dia berdiri layaknya patung selama satu detik. "Manekin challenge!"
"Ihhh ... Radar!"
Rein berteriak, semenjak kejadian hari itu adiknya ini jadi trauma bertemu dengan orang baru. Bahkan sekarang Rein menjalani home schooling.
"Mau jalan, mau ikut nggak?"
Rein tidak menjawab, hanya tatapan tajam yang dia berikan.
"Yee, melotot lagi. Hati-hati ntar bola mata lo jatuh."
Rein masih diam.
"Nggak lucu, ya? Yaudah gue pamit, Assalamualaikum!"
"Mau ketemu sama siapa lo? Dara lagi?"
Radar mengurungkan niatnya untuk melangkah. "Kok tau? Cenayang ya?" godanya.
"Udah gue bilang, jauhin dia. Cewek itu berbahaya, lo nggak lupa 'kan sama apa yang udah orang itu lakuin ke gue?"
"Itu bukan salah Dara," bela Radar.
"Tapi dia penyebabnya. Ingat, semua sebab pasti memiliki akibat," tekan Rein.
"Rein, lo harus paham di sini. Dara itu juga cuman korban dari Dewa, dia nggak ada sangkut pautnya."
"Tapi kalau lo nggak ada hubungan sama dia, kita nggak akan berurusan dengan Dewa."
"Rein, lo salah. Ini kehendak takdir, bukan keinginan Dara."
"Tapi di—"
"Rein please, stop salahin Dara." Radar langsung menyela ucapan Rein.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Sollicitat [COMPLETED]
Novela JuvenilSeptember tahun ini benar-benar kejam, bukan? layaknya mimpi di musim panas, dia menghilang tanpa jejak, melenyapkan semua bukti sehingga membuat Neptunus bingung di mana dia saat bermimpi waktu itu. Banyak yang terjadi saat ini, banyak yang ingin...