34: THE END
"Bahkan kita tidak bisa bertemu di kehidupan selanjutnya karena ternyata kau hanya sebuah mimpi. Mimpi buruk yang memberikan kesenangan."_Ahmad Radar Rantara
—Killing Sollicitat—
🐨
September tahun ini benar-benar kejam, bukan? layaknya mimpi di musim panas, dia menghilang tanpa jejak, melenyapkan semua bukti sehingga membuat Neptunus bingung di mana dia saat bermimpi waktu itu.
Banyak yang terjadi saat ini, banyak yang ingin diutarakan ke Semesta termasuk pada Neptunus, Uranus, dan makhluk Bumi.
Sekarang Radar bagaikan sedang menjalani musim gugurnya. Dia berdiri di sebuah tempat yang tak pernah dia kunjungi sebelum, di belakangnya banyak ilalang yang tingginya kurang lebih setengah meter berwarna kecokelatan kering.
Langit tak berwarna cerah, awan pun demikian, semuanya flat. Radar menunduk memegang dadanya kuat-kuat, dia mengenakan pakaian serba hitam.
Perasaannya sekarang tidak bisa didefinisikan bagaimana sakitnya kehilangan seseorang yang paling disayang.
"Argghhhhhhh .... " Radar kembali berteriak tertekan seakan mengadu pada langit bahwa semua ini benar-benar kejam.
Sekilas, bayangan wajah Dara yang tersenyum indah meraih tangannya, menggenggamnya selama sepersekian detik lalu kembali melepaskan tautan jemari mereka.
"Dara, mau ke mana?"
"Aku akan tunggu kamu di sana."
Radar menggeleng. "Kita pergi bareng, ayo!"
"Kamu nggak bisa, Radar."
Tangan Radar terangkat ingin menggenggam jemari Dara, namun rasanya sangat sulit. Bagaimanapun dia berusaha dia tidak akan berhasil, bagaikan berusaha menggenggam angin, Radar tidak bisa menggapainya.
"Dara, kok aku nggak bisa nyentuh kamu?" Radar kebingungan menatap tangannya yang kosong lalu beralih menatap Dara yang tersenyum.
"Bandel sih, kamu."
"Aku serius Dara."
"Radar jangan sedih, ya. Aku akan nunggu kamu di sana jadi kamu juga harus lanjutin hidup dengan baik sampai Allah izinin kita bersatu lagi."
Ekpresi Radar mulai semakin bingung. "Kamu mau ke mana? bilang aja nanti aku nyusul kalau gitu."
"Ke tempat yang nggak akan bisa kamu datengin meskipun kamu punya banyak uang dan kendaraan. Ke tempat yang nggak bisa kamu gapai tanpa izin Allah."
"Apaan sih, Dara. Kalau kamu aja bisa ke sana aku juga bisa dong."
"Bisa, kalau udah waktunya. Aku pamit ... Radar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Sollicitat [COMPLETED]
Fiksi RemajaSeptember tahun ini benar-benar kejam, bukan? layaknya mimpi di musim panas, dia menghilang tanpa jejak, melenyapkan semua bukti sehingga membuat Neptunus bingung di mana dia saat bermimpi waktu itu. Banyak yang terjadi saat ini, banyak yang ingin...