3 : Bad luck
"Bawa senjata mu dengan percaya diri, tersenyumlah, tegakkan kepala, dan semua akan baik-baik saja."_Damar Drax Buana.
- KILLING SOLLICITAT-
----
🐨🐨🐨Dara berdiri di sebuah ruangan yang sangat gelap namun anehnya, ia mampu melihat barang-barang logam mengkilat di sekitarnya. Sayup-sayup dia mendengar langkah kaki di luar sana, membuatnya ingin melangkah menggapai pintu yang berjarak dua meter dari posisinya.
Dara memalingkan kepala dan sontak menarik napas panjang, pandangan pertama yang ia lihat yaitu sosok dengan jubah hitam panjang menutupi seluruh tubuhnya. Sosok itu menundukkan kepala hingga dagunya merapat ke dada. Bau amis yang memenuhi indera penciumannya membuat Dara menegang dan merapat di dinding. Dara tidak tahu harus melakukan apa, setengah dirinya berteriak menyuruhnya berlari namun tubuhnya sangat sulit digerakkan.
" Lo-"
Dara tak mampu menyelesaikan kalimatnya, keringat dingin membasahi pelipisnya, sosok itu memiliki penglihatan yang tajam dan mematikan tiba-tiba saja ia melompat ke arah Dara dengan hasrat membunuh yang sangat menggebu.
Lalu ....
"Argh ...."
"DAR!"
"DARA!!!"
Pintu dibuka dengan paksa, dan Dara sudah tak sadarkan diri. Tubuhnya terlentang di lantai dengan wajah pucat. Setiap inci wajahnya basah karena keringat, barang-barang berserakan di sekelilingnya. Damar berjongkok mengguncang tubuhnya.
"Dam, lo jangan modus. Inget, bukan muhrim!" sahut Radar tajam.
"Tadi pas lengan gue kena sabet, perasaan lo nggak khawatir kayak gini. Aish ... Gue iri." Radar kembali berkicau mengekori Damar yang panik dan mengangkat tubuh Dara ke ruang rawat.
"Suster!"
Radar menutup kedua matanya dengan telapak tangan. "Gue bener-bener iri, padahal dia cuman karakter sampingan."
"Suster!" Damar masih kalang kabut berlari di koridor, berteriak kencang membuatnya jadi sorotan semua orang.
"Dar, jangan ngikut aja kayak anak ayam. Cepet lo cari bantuan!" perintah Damar.
Radar mengangkat kedua tangannya. "Sorry, tapi gue punya alasan personal buat nolak."
Cukup sekian dan terima kasih. Cukup sekali, Radar tidak akan membantu seseorang yang tidak membutuhkan bantuannya. Memilih jadi penonton saat Damar berusaha jadi pahlawan untuk orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Sollicitat [COMPLETED]
Fiksi RemajaSeptember tahun ini benar-benar kejam, bukan? layaknya mimpi di musim panas, dia menghilang tanpa jejak, melenyapkan semua bukti sehingga membuat Neptunus bingung di mana dia saat bermimpi waktu itu. Banyak yang terjadi saat ini, banyak yang ingin...