19: Hey, you!
Bian Atmaja Nagara
Hey, ini aku yang ingin belajar mencintaimu. Mohon bimbingan dan kerjasamanya, jangan berikan luka saat aku mulai serius.
—KILLING SOLLICITAT—
————
🐨🐨🐨"Heh ngapain sih, lo ngalangin jalan gue? Mau lo gue injek sampai gepeng?!"
"Hust ... Hust ... Minggir nggak lo!"
Radar berjongkok. "Bilang sama si Ratu semut jangan lewat lagi di sini. Ini kawasan gue! Tau enggak lo kalau sekolah ini punya kakek gue?"
"Semut lo denger gue nggak, sih?"
Radar emosi hingga akhirnya dia meniup semut-semut itu hingga terbang. "HAHAHAHA ... MAMPUS LO KENA ANGIN PUTING BELIUNG."
"Makanya jadi semut jangan belagu."
Benar kata Damar, cowok limited edition ini bisa ngamuk sembarangan kalau sedang bad mood. Koridor yang sepi membuat suaranya paling nyaring di sana. Dara yang mengejarnya sempat terdiam menatap kegilaan Radar.
"Radar."
"Halo teman," sapa Radar tanpa menoleh pada Dara.
Dara memutar bola matanya. "Otak lo udah rusak apa gimana?"
"Semut lo nyolong gula kantin mana?" Radar mengabaikan pertanyaan Dara.
"Semut merah yang jalan sendirian jangan sampai lepas."
"Mau jadi temen gue nggak?" Radar mendekatkan jarinya pada semut yang dimaksud.
"ANJING LO SEMUT!"
Tahu apa yang dilakukan Radar saat jarinya di gigit semut? Dia menggosokkan semut itu di antara ibu jari dan jari tengahnya hingga semut itu hancur. Kejam dan tidak perperikesemutan. Itulah Radar.
"Dar, lo ngambek?"
Pertanyaan Dara kembali diabaikan oleh Radar. Cowok itu berpaling ke samping melihat dedaunan yang gugur jatuh menerpanya.
"Nih angin ngapain sih, dateng-dateng langsung buat daun jatuh."
"Ini yang cat tembok masalah hidupnya apa, sih? Kok diwarnain hijau-hijau gini."
"Ck, gerah banget, kayaknya koridor harus dipasangin AC."
"RADAR!" panggil Dara mulai kesal karena kelakuan Radar, ia menarik kerah seragamnya memaksa cowok itu berbalik.
Radar menutup matanya rapat-rapat, menolak menatap wajah Dara.
"Lo kenapa, sih? Marah sama gue?" tanya Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Sollicitat [COMPLETED]
Fiksi RemajaSeptember tahun ini benar-benar kejam, bukan? layaknya mimpi di musim panas, dia menghilang tanpa jejak, melenyapkan semua bukti sehingga membuat Neptunus bingung di mana dia saat bermimpi waktu itu. Banyak yang terjadi saat ini, banyak yang ingin...