17: Radara
"Cause it was never mine ahaahah but your smile is an addiction to me."_Arion GANTENG
—KILLING SOLLICITAT—
🐨🐨🐨"Eh anjing! Gue harus ngapain?"
"Telen aja telen."
"Eh jangan, sedot aja biar lebih berasa."
"Dikunyah juga mantep, kenyal-kenyal gitu."
"Euhg ...."
"EH BANGSAT NGAPAIN LO SEDOT BENERAN?!"
Telinga Devan berdengung karena Damar berteriak tepat di dekatnya, cowok yang hidungnya mancung seperti prosotan itu malah tidak tahu diri tambah berteriak saat Bian kembali melakukan kesalahan.
"ASU LO BIAN. KUCINGNYA LAPER MALAH LO PAKSA BERENANG."
Devan tentu semakin kesal, secara dia sedang telfonan dengan gebetan kesekiannya namun karena Damar yang kumat gara-gara game membuatnya lupa dengan gombalan yang ingin dia katakan.
"BERISIK BLOON! LO NGAPAIN, SIH?" kesalnya.
"Main kucing-kucing," jawab Damar tanpa menoleh.
"Aish ... Goblok Bian! Tidurnya jangan di dempetin, mereka bukan muhrim!" omel Damar.
"Bang, lo heboh banget sih, kayak emak-emak kompleks. Diem aja ngapa, nggak bakalan dosa ini," pungkas Bian.
Damar menoleh, bila dilihat dari samping wajahnya sangat tampang, dan hidungnya selalu membuat semua orang insecure. "Di mana-mana yang namanya laki ama cewek deketan itu nggak boleh!" kekeh Damar. "Mau lo nanggung dosanya?"
"Yah, terus mau gue tidurin di mana dia, Bang? Cuman ada satu kamar nih, kucing cowoknya enggak mau tidur di lantai, apalagi kucing ceweknya. Lo taulah sifat include-nya cewek kayak gimana," jelas Bian.
"Yaudah nggak usah tidur si kucing cowok. Keenakan ntar."
"Ya enggak bisa gitu dong, Bang. Lu mah enggak ada kasiannya ama cowok."
"Dosa Yan!"
"Enggak Bang!"
"Bukan muhrim!"
"Dia saudara."
"Dia beda peranakan bego!"
Devan meringis kesal. Berada di tengah-tengah perdebatan itu hanya membuatnya ikut emosi. Dia menunduk menatap layar iPad Bian.
"Ini lo ributin?" tanyanya.
Kedua makhluk itu mengangguk polos membuat tangan Devan gatal ingin melemparnya dengan apa saja.
"Lo berdua makin tua makin nggak tau umur," ejeknya lalu pindah ke dekat Arion yang tampaknya sedang membicarakan hal yang sangat serius.
"Dar, lo buta angka apa gimana? Jelas-jelas di sini tulisannya 6217815, terus bulan sembilannya dari mana?" omel Vero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Sollicitat [COMPLETED]
Fiksi RemajaSeptember tahun ini benar-benar kejam, bukan? layaknya mimpi di musim panas, dia menghilang tanpa jejak, melenyapkan semua bukti sehingga membuat Neptunus bingung di mana dia saat bermimpi waktu itu. Banyak yang terjadi saat ini, banyak yang ingin...